Perempuan Penebar Pelangi di Tepian Sungai Batanghari

Perempuan Penebar Pelangi di Tepian Sungai Batanghari

Wenni bersama orang yang memakai topeng daur ulang-Agustri-Jambitv.disway.id

Layaknya sekolah, mereka juga memiliki kepala sekolah, kurikulum, administrasi dan tim pengajar atau guru serta siswa. Pembelajaran pun rutin digelar setiap Senin sore.

"Ketika  sekolah Bank Sampah terbentuk, kita komitmen meski yang datang itu cuma satu orang, silahkan tetap dilayani. Orang yang masuk sekolah itu tidak membayar. 

Cukup datang membawa sampah yang ingin mereka daur ulang. Lalu, mereka belajar bersama sama untuk mendaur ulang sampah yang dibimbing oleh seorang guru. Saya juga kerap mengundang guru untuk melatih me.buat produk yang lebih rapi dan bernilai tinggi,"ujarnya.

Wenny menekankan bahwa Sekolah Bank Sampah ini sasarannya adalah perempuan-perempuan yang ada di Desa Penyengat Olak. Baik ibu-ibu maupun anak-anak putus sekolah. Karena tujuannya memang untuk pemberdayaan perempuan.

"Namun laki laki tetap diperkenankan  untuk ikut. Biasanya yang ikut adalah para suami suami mereka yang membantu mengumpulkan atau mendaur ulang sampah,"ujarnya.

"Dari sini saya terus mengajak para perempuan desa untuk terus berkarya. Barang barang yang awalnya hanya dianggap sebagai sampah,kita daur ulang. 

Misalnya jeans atau kain perca yang sudah tidak dipakai lagi diubah menjadi tas dan keset kaki. Juga kardus bekas yang kita ubah jadi produk yang bermanfaat dan bernilai jual,"tambahnya.

 

Mendapatkan Penghargaan dan Apresiasi

Berkat tangan dinginnya merubah perempuan desa dari Tepian Sungai Batanghari menjadi semakin berkarya dari pengolahan sampah, perempuan yang aktif dalam organisasi ini akhirnya mendapatkan apresiasi dari kerja kerasnya tersebut.

Tak sia sia, Wenny  yang juga aktif di organisasi perlindungan perempuan ini mendapatkan Penghargaan Indonesia SATU dari Astra Indonesia pada 2017.

"Perjuangan itu tidak sia-sia, sebab para perempuan Penyengat Olak punya semangat yang sama dengan bahkan melebihi saya. Tetap konsistensi dan semangat membuat Sekolah Bank Sampah Perempuan Penyengat Olak terus berkembang dari waktu ke waktu. Saya pun bersyukur atas apresiasi yang telah kita terima,"ujarnya.

Apresiasi tidak sebatas itu saja, Wenny dan Perempuan Desa juga berhasil mendapatkan Surat Keputusan Pembentukan Sekolah Bank Sampah Penyengat Olak ke pemerintah desa setempat. 

Sehingga Bank Sampah ini resmi berbentuk badan resmi setingkat desa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: