Perempuan Penebar Pelangi di Tepian Sungai Batanghari

Perempuan Penebar Pelangi di Tepian Sungai Batanghari

Wenni bersama orang yang memakai topeng daur ulang-Agustri-Jambitv.disway.id

Jambitv.co, Jambi - Senja di Tepian Sungai Batanghari membuai setiap orang untuk segera duduk bersandar menikmati langit kemerahan yang kemudian berubah menjadi jingga dan gelap. 

Menjelang malam datang, para Perempuan Desa Penyengat Olak terlihat sibuk dengan tumpukan sampah. Ditangan lembut mereka sampah bukanlah hal yang kotor, sampah ini menjadi barang yang bernilai, yang mereka rangkai menjadi produk yang menghasilkan rupiah. Ada yang menggunting kain perca, memotong kardus maupun merangkai manik warna warni.

Desa Pematang Olak terletak tepat di tepian Sungai Batanghari Provinsi Jambi. Desa ini berada di ujung Jembatan Aurduri I yang merupakan pembatas wilayah Kota Jambi dengan Kecamatan Jambi Luar Kota di Kabupaten Muaro Jambi.

Kawasan ini kerap dijadikan sebagai tempat bersantai dan berkumpulnya warga Kota Jambi. Terutama saat ingin menikmati suasana sore di Jembatan Gentala Arasy yang menjadi salah satu ikon Provinsi Jambi. Setiap kali warga berkumpul, setiap kali jugalah menghasilkan sampah yang menumpuk.

Tumpukan sampah ini  kerap menjadi pemandangan sehari hari warga yang berada di Tepian Sungai Batanghari Provinsi Jambi. Permasalahan sampah menjadi lebih serius kala musim hujan datang. Banjir pun tak terelakkan. 

Kawasan yang didominasi dengan rumah panggung tersebut harus rela dihadang banjir tiap musim hujan datang. Sampah pun semakin menumpuk. 

Tak mau berpangku tangan, akhirnya di awal 2016, para perempuan yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga pun bergerak. Mereka berkarya. Merubah mind set sampah yang tidak berguna dan membuat resah menjadi rupiah.

Ya, para Perempuan Desa Penyengat Olak ini berhasil berkarya berkat bimbingan dan arahan dari Wenny Ira Reverawati.

Bak menebar pelangi, Wenny mengajak perempuan desa bergerak maju. Mengumpulkan puing puing sampah. Lalu merangkainya menjadi produk yang menarik dan berkualitas. Produk ini lalu dijual. Hasilnya pun mampu membangkitkan ekonomi desa.

Kawasan yang kerap menjadi lokasi penumpukan akhir sampah karena terbawa arus Sungai Batanghari ini, berubah menjadi lebih bersih dan indah dipandang. Ini karena seluruh sampah didaur ulang oleh perempuan desa menjadi barang yang berharga.

Wenny yang juga sebagai tenaga pengajar di Sekolah Tinggi Nurdin Hamzah Kota Jambi ini bersama para perempuan Desa membentuk Sekolah Bank Sampah.

"Awalnya saya mendapatkan project di tim Community Development. Saya aktif menggarap proyek Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPM). Melalui project ini, akhirnya saya mengajak para perempuan Desa Penyengat Olak untuk bersama bangkit dan berkarya,"ujarnya. 

"Lalu, diputuskanlah kalau kita akan membentuk sekolah Bank Sampah. Yang akan mendaur ulang sampah menjadi barang yang berharga. Hal ini karena sampah memang menjadi permasalahan mereka sehari hari. Apalagi ketika tepian Sungai Batanghari dipenuhi oleh tumpukan sampah yang selalu menjadi masalah yang tak henti,"tambahnya.

Aksi perempuan Desa ini akhirnya dikukuhkan dengan nama Sekolah Bank Sampah Perempuan Penyengat Olak pada Januari 2016 lalu. Mereka  menggandeng sekolah Bank  Sampah Al-Kautsar Kota Jambi yang telah lebih dulu berkiprah sebagai mitra sekaligus organisasi percontohan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: