KACAU !!! Banyak Anak Muda Jambi Beli Obat Hexymer dan Tramadol melalui Medsos, BPOM Temukan 35 Kasus

KACAU !!! Banyak Anak Muda Jambi Beli Obat Hexymer dan Tramadol melalui Medsos, BPOM Temukan 35 Kasus

Contoh Bentuk Obat Hexymer dan Tramadol--

JAMBI, JAMBITV.CO - BPOM Jambi menemukan adanya kasus Anak muda Jambi beli hexymer dan tramadol melalui medsos. Hal ini menjadi masalah yang cukup serius, karena jenis obat tersebut dapat membuat kecanduan dan merusak mental.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat, bahwa 2 jenis obat tersebut termasuk golongan Obat Obat Tertentu (OOT) dari 35 kasus yang menjadi temuan. 

Obat Hexymer dan Tramadol dapat membuat ketergantungan dan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Selain itu, pembelian obat tersebut melebihi dosis dapat dikenakan sanksi pidana.

Berdasarkan data BPOM Jambi dari tahun 2020 sampai 2024, 35 kasus yang ditemukan tersebut dibeli oleh masyarakat yang dominannya Remaja dan para pekerja keras melalui media sosial.


Veromika Ginting, Kepala BPOM Jambi-Nurpehatul Jannah-Jambi TV

BACA JUGA:BPOM Jambi Tangani 6 Perkara Produk Tidak Layak Edar dan Tidak Layak Konsumsi

BACA JUGA:Polisi Tangkap Pengedar Obat Terlarang dan Amankan Ribuan Pil Hexymer

Kepala Balai POM Jambi Veramika Ginting menjelaskan, pembelian OOT ini dilakukan melalui Facebook dan Instagram yang kemudian diteruskan melalui Whatsapp.

“Sampai saat ini terdapat 35 kasus peredaran OOT. Sepanjang yang kami temukan, kasus peredaran OOT ini adalah pembelian media online. Melalui Facebook, Instagram, kemudian mereka japri kemudian mereka kasi nomor WA dan komunikasi dilanjutkan via WA,” ujar Veramika Ginting.

Selain itu, dalam pengiriman paket pembelian para pelaku juga menggunakan modus yang rapi. Salah satunya dengan menggunakan kemasan kosmetik dan dengan nama yang selalu berbeda-beda.

“Pengiriman modusnya juga sangat rapi sekali, dengan menggunakan nama yang berbeda. Kemudian ketika ditangkap tiba-tiba saja mereka menghilang. Mereka membeli pada umumnya dari daerah Jawa dan mereka ini (Jambi) seperti tangan kedua. Mereka membeli dalam jumlah besar, kemudian diedarkan ke perorangan,” pungkas Veramika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: