Jambitv.co, MuaroJambi – Sepekan sudah tim gabungan dari BPBD, TNI, POLRI dan Manggala Agni berjuang keras memadamkan kebakaran Stockpile tambang batu bara di RT 19, desa Sungai Gelam, kecamatan Sungai Gelam, kabupaten Muaro Jambi. Namun upaya pemadaman belum berhasil mematikan semua sumber api.
Pemadaman api tidak hanya dilakukan dengan penyiraman air melalui jalur darat, namun tim Satgas Karhutla juga menurunkan 1 unit alat berat jenis ekskavator untuk mengurai tumpukan batu bara yang terbakar.
Kapolsek Sungai Gelam, Iptu Usaha Sitepu mengatakan, jika pemadaman tidak berhasil maka Tim Satgas akan menambah peralatan pemadaman seperti mesin pompa air dan memperpanjang durasi pemadaman. Kapolsek mengatakan, operasi pemadaman api terkendala dalamnya tumpukan batu bara yang terbakar yang diperkirakan mencapai 10 meter lebih.
BACA JUGA:Kebakaran Lagi di Muaro Jambi, 15 Hektare Lahan di Desa Rantau Panjang Hangus Terbakar
“Sudah satu minggu, kita melakukan pemadaman menggunakan air dan sejumlah alat dari BPBD dan Manggala Agni namun belum bisa memadamkan kebakaran di tumpukan batu bara tersebut. Kalau kita lihat tadi menggunakan alat, sampai dalam terbakar. Batu bara yang ada di desa Sungai Gelam, Paal 23 milik PT BBI ini kurang lebih sekitar 8.000 ton,” jelas Iptu Usaha Sitepu.
Sementara itu, Kepala Dusun (Kadus) 5 desa Sungai Gelam, Hendra mengatakan, asap yang ditimbulkan dari terbakarnya batu bara sangat mengganggu kesehatan masyarakat. Selain menimbulkan bau menyengat, asap kebakaran stockpile batu bara juga menyebabkan gangguan pernapasan hingga iritasi mata. Hendra meminta kepada pemilik tambang agar tidak lepas tangan, mengingat asap dari tambang batu bara ini sudah sangat merugikan masyarakat.
BACA JUGA:Kebakaran Lahan di Batanghari Mencapai 16,21 Hektare, Ditemukan 11 Titik Api di 5 Kecamatan
“Asapnya semakin terasa menyengat di hidung. Malam sama saja, karena udara tidak terlalu kuat maka asap yang dirasakan semakin pekat. Jangan pemilik tambang ini lepas tangan,” tegas Hendra.
Hingga kini, asap putih, debu dan energi panas yang ditimbulkan akibat terbakarnya stockpile tambang batu bara PT Bumi Borneo Inti (PT BBI) ini belum juga berhasil dikendalikan. Meski mesin pompa air ukuran jumbo dan alat berat ekskavator telah diterjunkan, tetap saja api yang menyala di tumpukan ribuan ton batu bara tersebut sangat sulit dipadamkan.