Jambitv.com GAZA – Kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina terus berlanjut sampai Selasa 7 November 2023. Hari ini, tepat 1 bulan Israel melakukan serangan secara brutal terhadap masyarakat yang tinggal di jalur Gaza. Korban tewas berjatuhan, gedung-gedung rata dengan tanah, rumah dan pemukiman warga musnah, camp pengungsian hingga rumah sakit tak luput dari serangan Zionis ini.
Dilansir dari Aljazeera, jumlah korban tewas di wilayah Palestina yang terkepung telah mencapai 10.022 orang sejak serangan 7 Oktober 2023. 152 orang tewas di Tepi Barat yang diduduki dan lebih dari 1.400 orang di Israel selama periode yang sama. Perwakilan Palestina di PBB, Riyad Mansour, telah menuntut pertanggungjawaban atas "kejahatan" yang dilakukan oleh Israel dan menyalahkan Amerika Serikat karena menghalangi kesepakatan gencatan senjata PBB. BACA JUGA:Respon Kekejaman Israel Terhadap Palestina, Presiden Turki Erdogan Akan Seret Israel ke Pidana InternasionalA woman screams as people flee following Israeli air strikes on a neighbourhood in the al-Maghazi refugee camp in the central Gaza Strip on November 6, 2023. Yasser Qudih-AFP--Aljazeera Sementara itu, Bulan Sabit Merah telah meminta bantuan mendesak, mengatakan bahwa bahan bakar di Rumah Sakit Al-Quds Gaza dapat habis dalam 48 jam dan Rumah Sakit Al-Awda telah memperingatkan akan terjadi gangguan yang sama pada Rabu malam. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kepada wartawan bahwa Gaza "menjadi kuburan bagi anak-anak" ketika ia memperbarui tuntutan untuk mencapai gencatan senjata yang sulit dicapai. Human Rights Watch telah menyerukan embargo senjata terhadap Israel dan kelompok-kelompok bersenjata Palestina. BACA JUGA:Pasukan Zionis Israel Hujani Bom Disekitaran Rumah Sakit Al-Shifa, Listrik Padam dan Layanan Komunikasi Putus
People flee following Israeli air strikes on a neighbourhood in the al-Maghazi refugee camp in the central Gaza Strip on November 6, 2023. Yasser Qudih-AFP--Aljazeera Aljazeera Posting Video Saat Serangan Israel ke Fasilitas Medis di Rafah Di laman website Aljazeera juga terlihat postingan di platform X, memperlihatkan begitu banyak orang yang terluka, beberapa di antaranya serius, dilarikan ke fasilitas medis di Rafah, setelah pengeboman Israel di Gaza selatan. Dalam video tersebut, petugas medis dan penyedia layanan darurat terlihat bergegas mengeluarkan korban dari ambulans, sementara yang lain juga membawa anak-anak yang terluka setelah serangan Rafah. Bahkan, Bom juga menghantam dua rumah di kamp pengungsi al-Shati, namun masih belum jelas berapa jumlah korban tewas. BACA JUGA:Perang Israel-Hamas, Kekacauan di Gaza dan Tidak Ada Jalur Evakuasi yang Aman Untuk Warga Palestina Sementara itu, orang-orang melarikan diri setelah serangan udara Israel ke sebuah lingkungan di kamp pengungsi al-Maghazi di Jalur Gaza tengah pada hari Senin. Beberapa di antara mereka membawa anak-anak dan bayi. Serangan tersebut terjadi setelah sedikitnya 47 orang tewas ketika Israel mengebom kamp pengungsi yang sama pada hari Sabtu, menurut kementerian kesehatan Gaza. BACA JUGA:Gubernur Jambi Al Haris Himbau Masyarakat Galang Donasi Untuk Bantu Warga Palestina
People flee following Israeli air strikes on a neighbourhood in the al-Maghazi refugee camp in the central Gaza Strip -Yasser Qudih-AFP--Aljazeera Kecaman terhadap Israel dan Dukungan terhadap rakyat Palestina terus berdatangan dari sejumlah negara besar di dunia. Terbaru, Tiongkok dan UEA menyampaikan pernyataan bersama setelah pertemuan Dewan Keamanan PBB. Cina dan Uni Emirat Arab telah menyampaikan pernyataan bersama setelah pertemuan Dewan Keamanan PBB yang menegaskan harus segera dilakukan genjatan senjata. "Kami menyerukan gencatan senjata kemanusiaan yang mendesak," kata Duta Besar China Zhang Jun kepada para wartawan. "Kami menekankan perlunya Dewan Keamanan untuk bertindak dengan segera dan mengadopsi resolusi yang berarti dan dapat ditindaklanjuti." Melanjutkan pernyataan bersama tersebut, Lana Zaki Nusseibeh, perwakilan Uni Emirat Arab di PBB menambahkan: "seperti yang kita dengar hari ini, warga sipil di Gaza bahkan tidak dapat menemukan tempat yang aman di fasilitas-fasilitas PBB, rumah sakit, dan kamp-kamp pengungsi." "Perang memiliki hukum," katanya. "Dan hukum itu harus ditegakkan."