Wawancara Bersama Mariani Yanti Kadis Pariwisata, Kota Jambi Pilot Project Literasi Ditetapkan UNESCO

--
UNESCO secara resmi menetapkan Kota Jambi sebagai pilot project Kota Literasi atau Task Force MIL City bersama 40 kota dari berbagai belahan dunia. Lebih istimewa lagi, Jambi menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang masuk dalam program bergengsi tersebut.
Penunjukan ini bukan hanya pengakuan internasional, melainkan juga tantangan untuk membangun ekosistem literasi informasi yang kuat di tengah masyarakat. Dari dunia pendidikan, pariwisata, hingga budaya, seluruh aspek kehidupan kota diharapkan bisa terintegrasi dalam gerakan literasi yang inklusif, kreatif, dan berkelanjutan.
Bagaimana proses Kota Jambi hingga terpilih, apa arti pentingnya bagi masyarakat, serta langkah konkret apa saja yang akan dilakukan ke depan? Untuk menjawab hal itu, media ini berkesempatan berbincang dengan Kepala Dinas Pariwisata Kota Jambi, Mariani Yanti, SP, MDM, Ph.D.
Bagaimana proses hingga Kota Jambi akhirnya terpilih sebagai salah satu dari 40 kota dunia dan satu-satunya di Indonesia dalam program Task Force MIL City UNESCO?
Prosesnya panjang dan bertahap. Awalnya, Kota Jambi berpartisipasi dalam World Urban Forum ke-12 di Kairo pada 5 November 2024 dalam sesi khusus MIL yang didukung UNESCO. Kemudian pada 14 April 2025, Pemerintah Kota Jambi resmi mengajukan inisiatif untuk menjadi salah satu Pilot City MIL UNESCO. Tanggal 20 Maret 2025, kami melengkapi dokumen berupa informasi berbagai kegiatan daerah yang mendukung visi MIL sesuai petunjuk teknis UNESCO. Puncaknya pada 11 Juni 2025, Bapak Wali Kota Jambi menyampaikan paparan resmi di forum internasional Transforming Cities with Media and Information Literacy, yang menegaskan bagaimana visi, misi, dan program Pemkot Jambi sejalan dengan inisiatif MIL Cities.
Apa makna dan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Jambi atas terpilihnya kota ini?
Ini adalah kebanggaan sekaligus amanah. Kota Jambi menjadi satu-satunya kota dari Indonesia yang masuk jejaring MIL UNESCO. upaya kita diakui secara global. Ini kesempatan untuk membangun kota yang lebih cerdas, kritis, dan tangguh menghadapi disinformasi.
Peran Dinas Pariwisata. Sebagai perwakilan Jambi di Paris, apa yang menjadi poin utama yang Dinas Pariwisata sampaikan kepada dunia tentang kesiapan Kota Jambi?
Dalam forum di Paris, Bapak Wali Kota Maulana menegaskan bahwa arah pembangunan Kota Jambi sepenuhnya selaras dengan prinsip-prinsip MIL Cities UNESCO. Beliau memperkenalkan visi Kota Jambi BAHAGIA: Bersih, Aman, Harmonis, Religius, Inovatif, dan Sejahtera, sebagai landasan kebijakan. Kota Jambi berkomitmen mewujudkan layanan publik yang inklusif, transparan, dan berbasis informasi.
Dari sebelas program unggulan, lima yang paling relevan dengan konsep MIL Cities turut ditonjolkan, seperti Rumah Literasi (Rumel) untuk generasi muda, Bahagia Berbudaya untuk pelestarian budaya, hingga Festival Tumpah Ruah yang menjadi sorotan. Festival ini menghadirkan kolaborasi edukasi, promosi budaya, hingga literasi publik yang interaktif, dan menunjukkan bahwa literasi informasi bisa dibangun dengan cara kreatif, inklusif, serta menyenangkan.
Bagi kami di Dinas Pariwisata, momentum ini penting untuk menunjukkan bahwa pariwisata tidak hanya soal jumlah kunjungan, tapi juga tentang bagaimana budaya, literasi, dan teknologi bisa berjalan beriringan untuk membangun masyarakat dapat menghargai dan bangga akan budayanya.
Bagaimana pariwisata bisa mendukung literasi dan ekosistem MIL (Media and Information Literacy) di Kota Jambi?
Pariwisata adalah wajah kota. Di balik setiap destinasi, ada cerita, narasi sejarah, dan pesan budaya yang bisa menjadi media literasi. Kami di Dinas Pariwisata melihat budaya sebagai pintu masuk untuk memperkenalkan literasi informasi kepada masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: