Kampung KB Indonesia Atasi Stunting, BKKBN Dorong Kolaborasi Masyarakat
SINERGI DEMI BANGSA: Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Bonivasius Prasetya Ichtiarto (ketiga dari kiri) saat menerima jajaran direksi Disway Group, Senin, 20 November 2023., di Jakarta.-istimewa-Disway.id
Jambitv.co, Jakarta – Salah satu terobosan yang dilakukan untuk mengatasi stunting adalah dengan mengembangkan Kampung KB Indonesia. Program yang dimotori Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ini, terbukti berhasil menurunkan prevalensi stunting.
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Bonivasius Prasetya Ichtiarto mengatakan, stunting adalah urusan bangsa dan bersama-sama untuk dipecahkan.
"Termasuk meningkatkan angka prevalensi kontrasepsi, menurunkan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi, meningkatkan kesehatan ibu, dan menurunkan angka kesuburan remaja," ujar pria lulusan Institute of Technology Jepang ini, saat menerima Disway.id Group, di Jakarta (20/11/2023)
BACA JUGA:PJ Bupati Sarolangun Sebut Data Stunting Sudah Turun 53 Persen Dari Sebelumnya
Menurut Boni, dengan mengembangkan Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB), akan mengurangi prevalensi stunting, menurunkan angka kematian, meningkatkan layanan kesehatan seksual dan reproduksi.
Bonivasius Prasetya Ichtiarto mengajak masyarakat untuk ikut berkolabrasi. Guna memastikan penurunan stunting 5,6 persen pertahun. Agar, Indonesia mencapai target prevalensi stunting 14 persen tahun 2024.
BACA JUGA:Tekan Angka Stunting, PJ Bupati Merangin Mukti Sosialisasikan Gemarikan
Pria akrab disapa Boni ini menjelaskan, Indonesia telah mencapai kemajuan besar, antara lain penurunan angka kemiskinan dan gizi buruk pada anak. Serta peningkatan akses terhadap pekerjaan penuh dan perlindungan sosial.
Di samping itu pemerintah melakukan segala cara untuk menurunkan angka stunting itu melalui alokasi pendanaan sebesar Rp 44 triliun. Dengan rincian Rp 34 triliun melalui program pemerintah pusat. Sisanya Rp 10 triliun melalui program pemerintah daerah.
BACA JUGA:659 Anak di Sarolangun Masih Mengalami Stunting
Agenda stunting sudah tidak bergeser dari 10 agenda nasional baik tahun ini dan tahun sebelumnya. Oleh karena itu, inilah kesempatan yang baik bagi media untuk mengeksplorasi terkait stunting di Indonesia," kata Bonivasius
Lebih lanjut ia berpesan, bahwa ruang stunting terbuka lebar bagi media untuk melakukan eksplorasi, mengunjungi wilayah-wilayah yang masih banyak kasus stunting. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: