Cerita Orang Pendek Kaki Terbalik di Jambi, Sempat Jadi Perburuan Pada Tahun 1900an
Ilustrasi, Kisah Orang Pendek Kaki Terbalik di Kerinci, Jambi-Sumber Foto-Oerban.com
Van Heerwarden adalah seorang zoologi yang pada tahun itu ia sedang melakukan penelitian di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Dalam catatan, Van Heerwarden menuliskan mengenai pertemuannya dengan beberapa makhluk gelap dengan banyak bulu di badan. Tinggi tubuh mereka ia gambarkan setinggi anak kecil berusia 3-4 tahun, namun dengan bentuk wajah yang lebih tua dan dengan rambut hitam sebahu.
“Suatu hari aku bertemu dengan beberapa makhluk yang aku yakini sebagai manusia. Warna kulitnya lebih gelap dari kebanyakan orang Melayu. Beda lainnya adalah tubuhnya yang penuh dengan bulu. Mereka bukan sejenis siamang maupun primata lainnya. Ia makhluk-makhluk itu menyadari keberadaan dirinya saat itu, sehingga mereka berlari menghindar,” tulisan Van Heerwarden.
Bahkan, Ekspedisi pencarian orang pendek kaki terbali sudah beberapa kali dilakukan di Kawasan Kerinci, salah satunya adalah ekspedisi yang di danai oleh National Geographic Society.
Paling terkenal adalah peneliti asal Inggris bernama Debbie Martyr. Ia menghabiskan belasan tahun hidupnya sejak 1994 untuk mencari keberadaan Uhang Pandak di Kerinci. Namun, sejak pertama kali mereka datang ke Taman Nasional Kerinci di tahun 1990, hasil yang didapat masih jauh dari kata memuaskan. Debbie mengaku sempat melihat makhluk yang selama ini dia buru pada 1994. Perjumpaan terjadi setelah dia berada hampir tiga minggu di hutan TNKS Jambi.
"Banyak yang marah kepada saya, mengapa tidak langsung mengambil foto. Mereka tidak tahu bagaimana terkejutnya saya ketika pertama kali melihat makhluk ini," ungkapnya yang dikutip dari Beritagar.
Meskipun sampai sekarang keberadaannya masih misteri bagi banyak orang, tapi tidak bagi Suku Anak Dalam yang mendiami kawasan yang sama. Legenda mengenai Uhang Pandak sudah secara turun temurun dikisahkan dalam kebudayaan masyarakat Suku Anak Dalam.
Seorang budayawan dan tokoh masyarakat asli Kerinci, Iskandar Zakaria. Sangat mempercayai keberadaan Uhang Pandak. Ia bahkan mengaku pernah bertemu langsung makhluk ini.
Di waktu Subuh, tepatnya di hari kedua pencarian, Iskandar berniat buang air sekalian mengambil air wudhu di sebuah sungai di pedalaman TNKS, tepatnya di daerah Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci. Di tengah gemericik sungai samar-samar ia melihat sesosok makhluk penuh bulu. Makhluk ini terlihat gemuk mirip kingkong dengan bulu tebal abu-abu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: