Menengok SMSI Jambi: Menjaga Etika, Merawat Asa Media Lokal dari Jambi ke ASEAN

Menengok SMSI Jambi: Menjaga Etika, Merawat Asa Media Lokal dari Jambi ke ASEAN

Pengurus smsi jambi saat di Thailand--

Siang itu, langit Kota Jambi mendung. Namun di sebuah ruangan kecil yang hangat di kantor Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Jambi, suasana begitu hidup. Mukhtadi Putranusa, Ketua SMSI Provinsi Jambi, tengah berbincang santai dengan beberapa pengurus dan wartawan muda.

Bahasan mereka bukan soal politik,investasi atau konflik, melainkan desain portal berita, algoritma mesin pencari, dan peluang media lokal di tengah arus digitalisasi global.

Sejak terpilih kembali memimpin SMSI Jambi pada Musyawarah Provinsi ke-1 pada September 2022, Mukhtadi tak pernah berhenti bergerak.

Bagi dia, SMSI bukan sekadar organisasi profesi, tetapi  adalah rumah besar media siber Jambi, sekaligus wadah untuk membentuk wajah baru pers lokal yang lebih tanggap, berdaya saing, dan inklusif.

“Media lokal tidak boleh terus jadi penonton. Kita harus membekali mereka dengan alat dan wawasan untuk bersaing di era algoritma,” ujar Mukhtadi yang " "menukangi" beberapa media ini

Mukhtadi mulai memimpin SMSI Jambi sejak 2020. Di tahun pertama, ia fokus menyusun pondasi organisasi—membangun struktur yang solid dan menjaring media lokal di seluruh kabupaten/kota.

 

Tahun berikutnya, SMSI Jambi mulai dikenal lewat berbagai kegiatan strategis. Diantaranya pelatihan jurnalistik dasar, pendataan media, hingga advokasi soal distribusi iklan pemerintah yang lebih adil.

Tahun 2022 menjadi titik balik. SMSI bukan hanya aktif di ibukota provinsi, tapi menjangkau hingga ke daerah seperti Kerinci, Merangin, dan Tebo. Pelatihan literasi digital untuk pelajar, festival media, hingga kerja sama CSR dengan perusahaan lokal mulai dijalankan.

Bersama pengurus lainnya organisasi ini dijalankan dengan prinsip keterbukaan, kolaborasi dan kekompakan.

“Bagi kami, tak ada media yang terlalu kecil untuk diperhatikan. Bahkan media berbasis kecamatan pun harus diberi ruang belajar dan berkembang,” kata Mukhtadi yang berkecimpungan media radio, cetak, eletronik dan online ini.

Salah satu terobosan paling menonjol adalah studi banding ke Malaysia, Singapura, china dan Thailand. Dalam dua tahun terakhir, pengurus SMSI Jambi diajak melihat langsung bagaimana ekosistem media di luar negeri bekerja—bukan untuk meniru, tapi mencari inspirasi yang bisa diterapkan di level lokal.

“Kami ingin membuka cakrawala pengurus, agar media Jambi punya orientasi global meski berpijak di daerah,” tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: