Gawat, Penderita HIV/AIDS di Batanghari Bertambah Menjadi 81 Orang
Nurjali, Kabid P2P Dinkes Batanghari-Pirdana-jambitv
Jambitv.co, Batanghari – Kondisi penyebaran penyakit HIV/AIDS mulai mengkhawatirkan. Pasalnya, dari data Dinas Kesehatan Batanghari, saat ini jumlah penderta HIV/AIDS telah bertambah menjadi 81 orang, dari yang semula hanya 62 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari, Nurjali mengatakan, penyebaran penyakit HIV/AIDS tidak mengenal batas wilayah dan batas usia. Yang dapat dilakukan hanyalah melakukan pencegahan dan menghindari agar tidak terjangkit virs mematikan tersebut.
“Untuk HIV/AIDS harapannya tidak terjadi penambahan kasus, kalau ditanya penyebarannya darimana namanya penyakit tidak mengenal batas wilayah, tidak mengenal batas usia dan tidak mengenal siapapun. Yang terpenting adalah bagaimana kita menghindari supaya tidak terjangkit penyakit tersebut,” ujar Nurjali, Kabid P2P Dinkes Batanghari.
Bagi para penderita, saat ini telah menjalani serangkaian pengobatan secara rutin. Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari juga sedang bekerjasama dengan berbagai pihak, untuk menekan angka sebaran kasus HIV/AIDS ini.
Lantas, bagaimana cara penyebaran HIV/AIDS ini?
BACA JUGA:443 Orang Warga Batanghari Positif Mengidap Penyakit TBC
Dilansir dalam laman klikdokter.com, setidaknya ada 8 cara penyebaran virus HIV/AIDS ini.
1. Hubungan Seksual yang Tidak Aman, apabila penderita berhubungan seks dengan orang bukan penderita. Maka virus HIV bisa menular melalui cairan sperma dan vagina. Ketika penetrasi penis terjadi, resiko terjadinya luka akibat gesekan, baik pada penis, vagina, maupun anus. Virus yang ada di cairan sperma atau vagina bisa mengontaminasi area luka.
2. Menggunakan Jarum Suntik yang Tidak Steril, Resiko semakin besar apabila jarum suntik digunakan bergantian sehingga meningkatkan peluang terkontaminasi virus HIV. Apalagi bila jarum suntik yang digunakan tidak disterilkan terlebih dahulu. Umumnya kasus ini banyak ditemui pada pengguna narkotika suntik. Berhati-hatilah ketika menggunakan jarum suntik untuk keperluan medis. Pastikan untuk menggunakan jarum suntik steril dan sekali pakai untuk menghindari penularan HIV.
3. Kehamilan dan Menyusui, Virus HIV dapat ditularkan dari ibu hamil ke bayi dalam kandungan maupun saat persalinan. Dan juga, penularan HIV/AIDS bisa melalui proses menyusui. HIV dapat menular melalui cairan ASI. Karenanya, dr. TheresiaRina Yunita mengungkapkan ibu pengidap HIV tidak direkomendasikan menyusui bayi. Menurut WHO, risiko penularan Human immunodeficiency virus pada bayi dapat berkurang, apabila ibu mengonsumsi obat HIV selama kehamilan dan menyusui.
4. Seks Oral, potensi penularan virus HIV berikutnya melalui seks oral. Meskipun potensinya rendah, namun sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko penyebaran HIV lewat seks oral. Seperti adanya Luka terbuka di area mulut saat oral, seperti sariawan atau gusi berdarah.
5. Transfusi Darah dan Donor Organ, Meski sangat jarang cara penularan HIV/AIDS bisa terjadi ketika melakukan transfusi darah atau donor organ yang terkontaminasi virus HIV. Namun, resiko penularannya tetap ada.
6. Digigit Oleh Penderita HIV, penularan virus bisa terjadi melalui kontak antara kulit yang rusak atau terluka dengan darah atau cairan tubuh penderita HIV, seperti cairan sperma dan vagina. Apabila kulit yang digigit tidak terluka, maka tidak ada risiko penularan. Selain itu, penting untuk diketahui bahwa HIV tidak bisa ditularkan melalui air liur.
7. Mengonsumsi Makanan yang Telah Dikunyah oleh Penderita HIV, Penularan virus HIV bisa terjadi saat mengonsumsi makanan yang telah dikunyah sebelumnya oleh penderita HIV. Kasus ini pernah dialami seorang bayi dengan pengasuh pengidap HIV. Darah dari mulut pengasuh bercampur dengan makanan yang telah dikunyah, kemudian makanan tersebut dikonsumsi oleh bayi. Bayi tersebut kemudian terinfeksi HIV.
8. Tato dan Tindik, potensi penyebaran virus HIV berikutnya adalah melalui peralatan tato atau tindik yang mengandung darah penderita HIV. Kondisi ini mungkin terjadi ketika kamu memperoleh tato atau tindik di tempat yang tidak mengantongi izin. Mereka mungkin menggunakan jarum atau tinta tidak steril sehingga dapat membahayakan orang lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: