Konflik Gajah dengan Manusia di Tebo Memakan Korban Jiwa, Ini Tanggapan BKSDA Jambi!

Konflik Gajah dengan Manusia di Tebo Memakan Korban Jiwa, Ini Tanggapan BKSDA Jambi!

Konflik Gajah dengan Manusia di Tebo Memakan Korban Jiwa, Ini Tanggapan BKSDA Jambi!-Maulidin Nur-JambiTV

JAMBI, JAMBITV.CO - Pasca tewasnya seorang warga Tebo karena diinjak gajah saat mengusir kawanan gajah dari kebunnya, BKSDA Jambi angkat bicara.

Konflik antara manusia dan gajah kembali terjadi di Tebo. Insiden ini mengundang keprihatinan berbagai pihak, terutama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). 

Kehadiran sekelompok gajah liar di perkebunan warga di Desa Pinang Belai, Kabupaten Tebo, menjadi bukti konflik antara manusia dan satwa liar yang masih sering terjadi. Insiden ini menimbulkan kekhawatiran warga akan keselamatan mereka karena telah menelan korban jiwa serta potensi kerusakan lahan.

BACA JUGA:Usir Gajah Dari Kebun, Darzi Tewas Diinjak Gajah di Serai Serumpun

Jefrianto selaku Koordinator Polisi Kehutanan BKSDA Jambi, menjelaskan bahwa area ini dulunya merupakan bagian dari jalur migrasi tahunan gajah, namun kini sebagian besar lahannya telah berubah menjadi perkebunan.

“Disana juga ada gajah mungkin sebelumnya di situ merupakan habitat gajah namun sudah berubah fungsi. Karena gajah ini ada jalur tahunan ya sewaktu-waktu ia akan kembali kesana apakah 1 ekor 2 ekor 3 ekor suatu saat ia akan kembali kesana,”ujar Jefrianto.

Jefrianto menjelaskan bahwa BKSDA sudah melakukan berbagai upaya untuk menangani situasi ini, seperti sosialisasi kepada warga dan kerja sama dengan Kepolisian dan TNI.

BACA JUGA:Puluhan Gajah Rusak Kebun Sawit Warga di Tebo

Selain itu, tim BKSDA juga selalu berusaha menggiring gajah kembali ke area aman yang tidak berbenturan dengan lahan masyarakat. Namun, upaya ini tidak mudah karena di wilayah atas yang menjadi koridor alami gajah, telah terjadi pembukaan lahan oleh masyarakat.

“Tidak mudah menggiring ke yang kita mau karena di bagian atas koridor ini sudah ada banyak orang-orang yang membuka area. Jadi setelah di giring ke atas mereka turun lagi karena juga ada penghuninya di atas,” tambahnya.

Menurut BKSDA, masyarakat diharapkan lebih waspada dan menghargai keberadaan satwa liar, terutama gajah yang sering melintasi jalur migrasinya. BKSDA juga terus berupaya melakukan sosialisasi dan pengamanan di wilayah ini untuk mencegah potensi konflik di masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: