Forum Jurnalis Perempuan Bersama KPU Jambi Gelar Sosialisasi Pemilih Perempuan Pilkada 2024

Forum Jurnalis Perempuan Bersama KPU Jambi Gelar Sosialisasi Pemilih Perempuan Pilkada 2024

Forum Jurnalis Perempuan Bersama KPU Jambi Gelar Sosialisasi Pemilih Perempuan Pilkada 2024--Jambitv.co

Sementara Rektor Universitas Nurdin Hamzah (UNH), Dr. Samsuddin, S.Sos., M.I.P., dengan tema "Menjadi Pemilih Cerdas di Era Digital."

BACA JUGA:Kpu Kerinci Terima 1.932 Bilik Suara Untuk Tahap Pertama

Samsudin menekankan bahwa para pemilih harus cerdas dalam memilih calon kepada daerah. Caranya dengan benar benar mengetahui  visi dan misi cakada. Sehingga tidak hanya sekedar ikut ikutan memilih.

"Sekarang zaman sudah serba digital. Kita dengan mudah bisa mencari tahu visi dan misi, profil dan apa saja program yang akan dilakukan cakada jika terpilih menjadi kepala daerah. Sehingga kita tidak salah pilih nantinya. Maka jadilah pemilih yang cerdas dan berintegritas,"bebernya.

Sementara itu, Ketua Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Jambi, Yusnaini  mengangkat tema "Perspektif Gender dalam Politik dan Pemerintahan."

BACA JUGA:KPU Muaro Jambi Petakan Daerah Rawan Pada Pilkada Serentak 2024, Ini Lokasinya!

Yusnaini mengajak pemilih untuk mempertimbangkan perspektif gender saat menentukan pilihan di Pilkada serentak 2024. 

Yusnaini menyoroti pentingnya memilih calon pemimpin yang memberikan perhatian terhadap hak-hak perempuan dan lingkungan yang ramah bagi anak.

“Perspektif gender bukan hanya soal perempuan, tetapi tentang perlakuan yang setara dan penghargaan terhadap hak asasi manusia, termasuk keadilan, kebebasan sipil, dan kebebasan berekspresi,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa kaum perempuan perlu memiliki kesempatan yang sama dalam berbagai aspek kehidupan, baik di bidang politik maupun pemerintahan.

BACA JUGA:Segini Jumlah Bilik Suara yang Telah Sampai di KPU Sarolangun Untuk Pilkada Serentak 2024 !!!

Jurnalis yang juga dosen ini juga mendorong pemilih untuk mencari tahu apakah calon pemimpin  mengedepankan perspektif gender atau tidak. Apakah mereka memberikan perhatian pada ruang yang aman bagi perempuan dan anak, dan apakah mereka berkomitmen menciptakan peluang yang setara untuk perempuan.

"Hal ini menjadi penting agar pemimpin terpilih nantinya mampu membangun kebijakan yang responsif dan inklusif terhadap kebutuhan berbagai kelompok masyarakat,"jelasnya.

Salah satu data yang diangkat dalam sosialisasi tersebut adalah tingginya partisipasi perempuan dalam pemilihan. Berdasarkan catatan KPU, pada pemilu sebelumnya sebanyak 79,6 persen perempuan hadir di TPS untuk memberikan suaranya, sedangkan partisipasi laki-laki tercatat sebesar 75 persen. 

Angka ini, menurut Yusnaini, menunjukkan antusiasme dan kesadaran politik perempuan yang semakin meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: