Lakukan Tradisi Bekarang, Ribuan Warga Desa Pasar Terusan Mencari Ikan di Sawah Angker

Lakukan Tradisi Bekarang, Ribuan Warga Desa Pasar Terusan Mencari Ikan di Sawah Angker

Lakukan Tradisi Berkarang, Ribuan Warga Desa Pasar Terusan Mencari Ikan di Sawah Angker-Pirdana Atrio-JambiTV

Jambitv.co, Batanghari - Ribuan warga Desa Pasar Terusan, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari, melakukan tradisi bekarang atau menangkap ikan dengan peralatan tradisional di sawah angker. Meski sawah dikenal angker, namun warga tetap semangat mencari ikan.

BACA JUGA:Tradisi Gebyar Suro di Kayu Aro Kerinci, Ribuan Warga Arak 8 Gunungan Sedekah Hasil Bumi

Kegiatan bekarang merupakan salah satu tradisi masyarakat khususnya di Kabupaten Batanghari, untuk menangkap ikan menggunakan peralatan tradisional. Tradisi ini biasanya dimanfaatkan warga ketika air di sawah mulai mengering, akibat dilanda musim kemarau. Seperti di Desa Pasar Terusan Kecamatan Muara Bulian, ribuan warga tampak turun ke sawah angker untuk mencari ikan.

BACA JUGA:Pj Bupati Sarolangun Hadiri Kenduri Turun Batahun, Tradisi Adat Sebelum Menanam Padi

Seluruh kalangan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, tampak semangat mencari ikan, meskipun sawah ini dikenal dengan cerita mistis ataupun angker. 

Sementara itu, Dini seorang warga yang ikut serta dalam tradisi bekarang ini mengaku tidak merasa takut untuk mencari ikan di sawah ini. Terlebih sebelum bekarang, mereka telah melakukan do’a bersama.

BACA JUGA:Lemang Tradisional Tetap Eksis Jadi Menu Berbuka Puasa

“Mungkin kalau sendiri ya takut. Tapi karena kita rame-rame dan juga berdoa sebelum turun, jadi tidak terlalu takut sih. Ini dilakukan setiap tahun. Biasanya dilakukan di tiap lubuk-lubuk yang ada di Desa Pasar Terusan,” kata Dini.

Hal senada juga diakui oleh Harisa. Menurutnya, bahwa kegiatan bekarang ini sudah menjadi kebiasaan dan dinilai sangat positif untuk menjaga kearifan lokal di wilayah setempat. Sementara hasil ikan yang berhasil ia tangkap, nantinya akan dikonsumsi bersama keluarga, dan akan dibuat untuk olahan kerupuk.

“Iya seru banget soalnya rame. Banyak dari desa-desa sebelah yang berkunjung kesini. Ada ikan lambat dan gabus mau saya buat kerupuk,” pungkas Harisa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: