657 Hektar Sawah di Kabupaten Kerinci Tidak Bisa Digarap Akibat Banjir

657 Hektar Sawah di Kabupaten Kerinci Tidak Bisa Digarap Akibat Banjir

657 Hektar Sawah di Kabupaten Kerinci Tidak Bisa Digarap Akibat Banjir-Dewi Wilona-JambiTV

Jambitv.co, Kerinci - Sudah hampir 2 pekan intensitas curah hujan yang tinggi di kabupaten kerinci, mengakibatkan hampir seluruh wilayah kabupaten kerinci dilanda banjir. Dampaknya menyebabkan 657 hektar lahan persawahan terdampak.

BACA JUGA:Banjir Bandang Kepung Sarolangun, Ratusan Rumah Di Limun Dan Cng Terendam

Berdasarkan data dari satgas bencana daerah Kabupaten Kerinci, hingga saat ini tercatat ada 657,3 hektar lahan sawah yang tidak bisa digarap akibat terendam banjir. Seperti di kecamatan air hangat, para petani terpaksa harus kembali menanam padi di sawah, karena sebelumnya padi yang sudah ditanam habis diterjang banjir dan dipenuhi berbagai material dampak banjir. 

BACA JUGA:Bencana Banjir Bandang,Satu Jembatan Gantung Di Batang Asai Putus

Petani saat ini hanya bisa pasrah dan berharap pemerintah setempat memberikan solusi untuk mencegah terjadinya kerugian yang lebih besar akibat bencana banjir.

“Untuk saat ini kami kami harus mengulangdari awal menanam, karena swah terendam lumpur dan banjir. Untuk pemerintah baik ditingkat 1 atau 2 di Provinsi Jambi, tolong tanggung yang jebol segera diperbaiki,” kata Syamroni salah satu petani setempat.

BACA JUGA:Banjir di Teluk Rendah Ilir Mulai Berangsur Surut, Aktivitas Warga Masih Lumpuh

Sementara itu Kepala Dinas Tanaman Pagan Dan Holtikultuta Kabupaten Kerinci Radium Kholis, membenarkan adanya lahan pertanian yang rusak akibat banjir dan longsor tersebut. 

Kadis juga menyampaikan, bahwa Dinas TPH akan memberikan bantuan bibit kepada para petani, karena saat ini masih tersisa 80 hektar bibit dari Dinas TPH Kerinci.

BACA JUGA:10 Desa di Kecamatan Taman Rajo Terendam Banjir, Ribuan Jiwa Terdampak

Kemudian, akan diberikan bantuan bagi petani yang terdaftar di  Dinas TPH Kerinci, dan dianjurkan untuk ansuransi lahan pertanian sebesar Rp 36.000 per hektar, jika lahan pertanian rusak atau gagal panen, akan digantikan sekitar Rp 6 juta per hektar.

“Kami juga akan memberikan bantuan bibit bagi petani yang terdampak. Untuk petani juga kami anjurkan untuk mengasuransikan lahan pertanian mereka,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: