Suprojo alias Mas Anton, dari Kos-kosan Jambi hingga Kursi DPRD

Suprojo alias Mas Anton, dari Kos-kosan Jambi hingga Kursi DPRD -Mukhtadi Putra Nusa-Jambitv.co
JAMBI, JAMBITV.CO - Nama Suprojo, atau lebih dikenal dengan Mas Anton, bukanlah sosok asing di kalangan kontraktor di Jambi. Pria berambut gondrong ini sempat menghabiskan waktu bertahun-tahun di Jambi sebagai pemborong proyek-proyek besar, meskipun kini ia telah menjadi anggota DPRD Grobogan dari Fraksi PKB.
Uniknya, meski memiliki rumah pribadi di kawasan Palmerah, Jambi, Mas Anton lebih memilih tinggal dari satu rumah kos ke rumah kos. Gaya hidupnya yang sederhana dan pergaulan yang luwes membuatnya disukai banyak orang. Di sela-sela kesibukannya sebagai kontraktor, Mas Anton dikenal sebagai sosok yang gemar bernyanyi lagu-lagu dangdut seperti Hitam Putih, Cincin Putih, Nur Azizah, hingga Cinta Noda Hitam. Ia bahkan sempat mengikuti latihan vokal karena suaranya yang merdu.
Beberapa karya besar pernah ditanganinya di Provinsi Jambi, mulai dari pembangunan Gedung Rumah Sakit Mata Jambi, RSUD Merangin, gedung Universitas Jambi, hingga proyek perumahan elit dan rumah susun. Tak hanya di Jambi, jejak tangannya pun terasa di berbagai provinsi lain: perumahan elit di Batam, hotel di Bangka Belitung, tower SUTET di Pekanbaru, hingga proyek tol di Sumatera Selatan dan bangunan di Padang.
BACA JUGA:PHR Tandatangani Tiga Perjanjian Jual Beli Gas Senilai Total Rp 2,8 T di Forum IPA 2025
Namun, perjalanan Mas Anton menuju kursi legislatif tidak mudah. Ia berasal dari keluarga sederhana di Dusun Lanjaran, Desa Baturagung, Kecamatan Gubug. Sejak SMP, ia sudah bekerja sebagai kuli bangunan di Jakarta saat libur sekolah demi membantu biaya pendidikan. Ia bahkan harus berpindah sekolah sampai lima kali saat SMA karena sering bolak-balik merantau.
Tahun 1997 menjadi titik balik. Setelah lulus SMA, ia melihat lowongan kerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi dari koran. Ia melamar dan lolos. Setelah mengumpulkan cukup uang, ia kembali ke kampung halaman dan mencalonkan diri sebagai Kepala Desa pada 2007. Namun, upaya itu gagal.
Tak menyerah, ia kembali ke Jakarta dan mulai merintis karier di dunia konstruksi. Dari mandor proyek, ia dipercaya menjadi rekanan BUMN Waskita Karya, menangani pembangunan pasca-gempa di Padang tahun 2009. Dari situ, kariernya menanjak. Ia menangani proyek-proyek di Palembang, Medan, dan berbagai kota di Sumatera, Kalimantan, NTT, Sulawesi, dan Bali. Satu-satunya wilayah besar yang belum ia tangani hanyalah Papua Barat.
Pada 2019, ia kembali mencoba peruntungan di Pilkades, namun kembali gagal. Kekalahan itu membuat seluruh hartanya habis, bahkan ia terlilit utang. Dengan sisa uang Rp400 ribu, ia nekat kembali ke Jakarta. Rp250 ribu digunakan untuk beli tiket bus, sisanya untuk makan. Istrinya bahkan harus meminjam uang ke teman demi bisa makan.
Di Jakarta, ia mendapat tawaran proyek membangun menara SUTET di Pekanbaru. Meski berstatus pemborong, ia tetap ikut bekerja bersama anak buahnya. Proyek itu sukses dan ia kembali dipercaya Waskita untuk proyek rest area tol Palembang. Meski di tengah pandemi COVID-19, ia menyelesaikan proyek itu dengan baik dan mampu melunasi semua utangnya.
Lima tahun kemudian, kehidupannya mulai membaik. Ia kembali ke kampung, dan pada Pemilu 2024, ia mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Grobogan. Kali ini ia berhasil terpilih mewakili Dapil IV (Gubug, Tegowanu, Kedungjati, dan Tanggungharjo) lewat PKB. Ia merasa terpanggil untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat dari daerahnya, terutama wilayah Gubug bagian utara yang selama ini belum terwakili.
Kini, ia memiliki delapan mobil dan sejumlah rumah di berbagai daerah. Meski sukses, ia tetap dikenal sebagai sosok rendah hati dan dermawan. Ia rutin memberikan santunan kepada anak yatim setiap tiga bulan, membangun musholla dan masjid, bahkan memberangkatkan imam masjid ke tanah suci untuk umrah.
“Keberhasilan ini bukan semata karena kerja keras saya, tetapi juga karena pertolongan dan anugerah dari Allah SWT,” ujarnya.
Mas Anton adalah bukti bahwa kerja keras, doa, dan niat yang tulus untuk berbagi bisa membawa seseorang dari lorong-lorong sempit kehidupan menuju kursi terhormat di parlemen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: