Peningkatan Kesejahteraan Petani Jambi: NTP dan NTUP November 2024 Naik Signifikan

Peningkatan Kesejahteraan Petani Jambi: NTP dan NTUP November 2024 Naik Signifikan

NTP Dan NTUP Jambi-Nur Pehatul Janna-Jambitv

KOTA JAMBI,JAMBITV.CO- Nilai Tukar Petani (NTP) dan nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jambi, mengalami peningkatan pada bulan November 2024. Dimana NTP naik 3,78 persen menjadi 168,54, dan NTUP naik 4,20 persen menjadi 170,76. 

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi mencatat kenaikan pada Nilai Tukar Petani (NTP) di bulan November 2024 menjadi 168,54. Angka ini naik sekitar 3,78 persen dari NTP bulan Oktober sekitar 162,40. kemudian NTUP juga mengalami kenaikan menjadi 170,76 dari sebelumnya 163,8. Kepala BPS Jambi Agus Sudibyo mengatakan, kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani tumbuh signifikan. Yakni 203,18 atau 4,24 persen. Kenaikan ini disumbang oleh sejumlah komoditas seperti karet, kelapa sawit, bawang merah, tomat, kelapa, dan coklat biji.

Kemudian indeks harga yang dibayar petani juga tumbuh 120,55 atau 0,44 persen. Kenaikan ini disumbang oleh komoditas bawang merah, beras, sigaret kretek mesin, daging ayam ras, timun, jeruk, dan tarif ojek motor. 

BACA JUGA:Panen Raya Perdana Petani Milenial di Muaro Jambi: Pj Bupati Dorong Optimalisasi Produktivitas Padi

“Provinsi Jambi di bulan November 2024 mengalami kenaikan sekitar 3,78 persen dibandingkan dengan bulan Oktober 2024. Kenaikan nilai tukar petani ini disebabkan oleh kenaikan harga karet, kelapa sawit, tomat, kelapa, dan coklat. Naiknya lebih tinggi dibandingkan dengan harga komoditas-komoditas ditingkat pedesaan. Jadi, kita berharap bahwa nilai tukar petani yang semakin tinggi ini bisa mencerminkan atau menggambarkan secara kasar kesejahteraan petani kita ditingkat pedesaan,” Ujar Agus Sudibyo.

Sementara itu, hasil produksi pertanian yang mengalami kenaikan  di antaranya subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 4,80 persen, dan peternakan 1,09 persen.  Kendati demikian, masih ada subsektor yang mengalami penurunan. Yakni subsektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 2,12 persen.  Subsektor holtikultura 3,83 persen. Perikanan 1,41 persen, nelayan 1,64 persen, serta pembudidaya ikan 0,64 persen.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: