Mangku Berentak, Budaya Daerah Yang Sudah Hampir Punah

Mangku Berentak, Budaya Daerah Yang Sudah Hampir Punah

Festival Mangku Berentak di Batang Asai Sarolangun-Jambitv-

Jambitv.co, Sarolangun -  Tarian Mangku Berentak yang berasal dari Desa Eks Bathin Pengambang Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun. Merupakan tarian yang  mengandung artian menyangkul sawah secara serentak. 

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sarolangun Saipullah menyampaikan. Mangku Berentak mengandung artian menyangkul sawah secara serentak. Dimana Tarian ini menjadi budaya yang hampir punah di berbagai daerah di sarolangun, sehingga saat ini perlu kembali dihidupkan dan terus dipertahankan

“Kita bersama sama untuk mengingatkan tradisi dan budaya lama yang perlu kita budayakan. makanya kitra membuat event mangku berentak ini karena menjadi budaya yang sudah hampir punah. Di daerah daerah lain sudah tidak ada, dan disini masih masih ada budaya itu,” kata Saipullah Kadis Parpora Sarolangun.

BACA JUGA:Tarian Mangku Berentak, Tradisi Warga Desa Bathin Pengambang Menari di Tengah Sawah

Untuk mengangkat budaya tersebut kembali ke permukaan, Dinas Parpora Kabupaten Sarolangun Menggelar Festival Mangku Berentak pada 18-19 Juli 2023. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang terpilih dari beberapa kegiatan yang diusulkan ke Provinsi Jambi. Dalam kegiatan ini, selain mengandung unsur budaya juga di bidang pariwisata.

Kemudian Festival Tari Adat Mangku Berentak ini, merupakan ajang perlombaan untuk warga Eks Bathin Pengambang, terdiri dari warga 7 desa, yaitu Desa Bathin Pengambang, Tambak Ratu, Muaro Air Duo. Sungai Keradak, Simpang Narso, Bukit Berantai dan Batu Empang. Selain itu ada pula perlombaan Adat lainnya, seperti lomba petik gitar tunggal, dengan nyanyian daerah batang asai. Yang nantinya juga akan menjadi salah satu lomba paling banyak diminati masyarakat. Perlombaan Adat ini merupakan perlombaan Adat yang ada di Eks Bathin Pengambang, serta terus dipertahankan oleh masyarakat.

Saipullah juga menambahkan, kegiatan ini juga berguna untuk membangkitkan kembali semangat para petani untuk kembali bertani, sehingga lahan sawah yang ada tidak lagi di alih fungsikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: