Krisis Air Bersih di Muaro Jambi, Warga Terpaksa Konsumsi Air Sungai Batanghari

Krisis Air Bersih di Muaro Jambi, Warga Terpaksa Konsumsi Air Sungai Batanghari

Krisis Air Bersih di Muaro Jambi, Warga Terpaksa Konsumsi Air Sungai Batanghari-Yasri Nurhadi-JambiTV

Jambitv.co, MuaroJambi – Masyarakat di Desa Sarang Burung Kabupaten Muaro Jambi mengalami Krisis Air Bersih. Bahkan kondisi ini sudah dialami warga sejak satu bulan terakhir. Krisis air bersih yang terjadi akibat dampak musim kemarau yang berkepanjangan.

Warga Desa Sarang Burung, Kecamatan Jambi Luar Kota ini setiap pagi dan sore harus pergi ke Sungai Batanghari untuk mencukupi kebutuhan air. Bahkan tidak hanya untuk mandi dan mencuci, saat ini warga mengaku terpaksa menggunakan air Sungai Batanghari untuk konsumsi.

Meskipun kondisi sungai Batanghari keruh dan kotor, namun warga mengaku tidak ada jalan lain karena sulitnya mencari air bersih. 

BACA JUGA:Krisis Air Bersih di Desa Kilangan, Warga Hanya Mengandalkan Genangan di Bekas Galian

“Sudah hampir 1 bulan kami susah mencari air bersih. Sungai pun kalau musim kekeringan ini jadi surut dan jadinya kotor. Kami mohon bantuan air bersih, kalau bisa setiap hari, dan kalau bisa juga ditambahin sumur-sumur untuk kami, supaya masyarakat disini mendapatkan air yang bersih,” ujar Fitria Desa Sarang Burung. 

Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Sarang Burung, Badrun. Menurutnya, krisis air bersih pada tahun ini terbilang cukup ekstrem. Dimana dari 3 Dusun di Desa Sarang Burung, ada 2 dusun yang kondisinya sangat memprihatinkan. 

Warga yang mengalami krisis air bersih di Desa Sarang Burung ini juga sangat banyak mencapai 14 RT. Semua warga tidak terpaksa harus memanfaatkan sumber air Sungai Batanghari untuk mencukupi kebutuhan harian.

BACA JUGA:Dampak Musim Kemarau, 12 Desa Mengalami Krisis Air Bersih

“Kalau untuk di Desa Sarang Burung ini pak ada 3 Dusun 14 RT, yang paling berdampak itu di Dusun 1 atau Dusun Jambu ada 5 RT, terus di Dusun 2 Dusun Lembak ada sekitar 5 RT juga. sekarang warga lebih banyak mengambil air ke Sungai Batanghari,” ujar Badrun, Kepala Desa Sarang Burung.

Air Sungai Batanghari Tidak Layak Konsumsi Karena Tercemar Merkuri


Warga Desa Sarang Burung Mengambil Air Sungai Batanghari Untuk Konsumsi Dampak Krisis Air Bersih-Yasri Nurhadi-JambiTV


Mengkonsumsi air Sungai Batanghari saat ini tentu sangat berbahaya, mengingat kondisi air sungai yang telah tercemar dengan berbagai limbah berbahaya. Salah satunya zat merkuri yang bersumber dari limbah domestik, limbah industri, dan penggunaan pupuk pestisida yang masif.

BACA JUGA:Warga Muaro Sebapo Sudah 2 Bulan Mengalami Krisis Air Bersih

Bahkan dari hasil kajian laboratorium Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jambi. Indeks Kualitas Air (IKA) sungai Batanghari terus mengalami penurunan. Dalam catatan DLH, pada tahun 2021 Indeks Kualitas Air Sungai batanghari 48,96 dan rutun lagi menjadi 48,06 pada tahun 2022.

Penurunan kualitas air ini sudah berada di bawah baku mutu yaitu 51. Bahkan DLH telah membuat kesimpulan bahwa air sungai Batanghari sudah tidak layak untuk di konsumsi. Kecuali melalui proses ketat yang diterapkan oleh Perusahaan Air Minum Daerah. 

Disisi lain, pencemaran yang semakin membahayakan Sungai kebanggaan masyarakat Jambi ini, adalah pencemaran zat berbahaya yang berasal dari para penambang ilegal. Seperti penambangan emas tanpa izin yang menggunakan zat kimia, hingga penambangan pasir dan sebagainya yang membuat Sungai Batanghari semakin keruh dan kotor.

BACA JUGA:Krisis Air Bersih, Warga Sebapo Harus Beli Air di Tempat Lain

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jambitv