Menantang Hilang di Gunung Sunda, 3 Pendaki Malah Hilang Beneran
Kisah 3 Pendaki Hilang di Gunung Sunda-tangkapan layar-Youtube RJL 5 – Fajar Aditya
Jambitv.co, Cerita - Akibat menantang hilang di Gunung Sunda, 3 pendaki hilang beneran. Cerita ini lagi viral di sejumlah laman media sosial. Kisah 3 orang pendaki gunung yang sempat sesumbar kalau mereka tidak akan hilang saat mendaki di Gunung Sunda. Namun akhirnya, 3 pendaki tersebut malah hilang beneran.
Kisah ini diceritakan langsung oleh korban lewat tayangan disejumlah youtube, 3 pendaki tersebut adalah Wawan, Faisal dan Asep. Gunung Sunda ini masih kurang familiar dibandingkan gunung-gunung yang terkenal lainnya. Dan gunung ini juga banyak dijadikan sebagai tempat berziarah.
Sesumbarnya Wawan tidak akan hilang di gunung ini, karena Wawan merupakan warlok dan dia tuh tinggal di kaki gunung ini.
Mengawali ceritanya, berangkatlah mereka bertiga sekitar habis zuhur. Jalanlah mereka melewati persawahan, perkebunan, lalu mereka istirahat buat makan. Disitu mereka ketemu sama bapak-bapak yang ternyata ingin berziarah. Disitu Wawan sempat diingatin “Hati-hati ya kalau mau mendaki gunung ini, kemarin baru aja ada yang meninggal” kata bapak tersebut.
Dan anehnya, ketika udah ngobrol-ngobrol dengan bapak tersebut, Wawan didoakan agar selamat dan kening Wawan dicium bapak tersebut. Kening Wawan saat dicium ada air liurnya.
“wah ada-ada aja ne,” ujar Wawan.
Dari situ mereka bertiga jalan lagi dan melihat kayak ada goa yang ternyata disitu banyak celana dalamnya. Si Wawan tidak mengerti dan mencium ada bau kemenyan. Wawan tak ambil pusing dan langsung aja jalan menuju puncak Gunung.
Ketika sampai di puncak gunung, itu cuman ada sekitar 2 tenda dan disana mereka akhirnya bermalam. Ketika malam tiba, Wawan mendengar ada suara tembakan dan juga seperti orang lagi latihan perang. Mungkin itu dilakukan oleh para tentara yang lagi pelatihan.
Ketika tertidur, Wawan ini sempat bermimpi dia diajak jatuh dari Gunung Sunda oleh seorang kakek-kakek hingga diapun terbangun.
Lalu pada pagi harinya, rombongan Wawan ini turun untuk balik. Dan disini mereka sempat bercanda bahwa mereka tidak akan hilang di gunung ini. Dan mereka juga sempat mengatakan “Kalau kita keluarnya di Gunung Ciremai enak juga ya, lumayan irit ongkos” ujar Wawan sambil bercanda dengan 2 temannya.
Dan mereka tidak mengetahui kalau ini adalah awal dari cerita tersesat di Gunung Sunda ini. Mereka jalan-jalan terus, ternyata Wawan baru sadar “Ini kok kita lewat jalan apa ya, kok gua nggak pernah lewat jalan ini” sementara kalau mereka mau balik lagi, jalannya itu sudah terlalu jauh dan mereka mungkin lupa tujuan baliknya.
Akhirnya mereka melihat google map yang sudah sempat di download, nah si Wawan bilang “Kita melenceng cukup jauh, tetapi kalau kita bisa menerobos lurus terus dan ketemu dengan sungai lalu air terjun, kayaknya kita bisa menemukan jalan keluar”.
Akhirnya mereka memutuskan untuk menerobos hutan yang masih lebat, dan ternyata disitu banyak tumbuhan berduri. Untung si Wawan bawak golok dan bisa membuka jalan. Disitu karena banyak duri, mereka pun lecet-lecet tangan dan kakinya. Terus mereka berjalan dan mentok bawahnya itu jurang yang sangat dalam.
Mau tidak mau mereka harus mencari jalan yang lain lagi untuk menemukan jalan keluar. Terus mereka menyusuri hutan hingga si Wawan melihat di salah satu seperti ada bekas cakaran. Tetapi Wawan tidak mau cerita tentang bekas cakaran tersebut ke teman-temannya, takutnya teman-temannya itu pada down.
Terus ketika mereka mencari jalan lain, lagi-lagi ujungnya itu mentok karena bawahnya adalah jurang. Lanjut lagi tu mereka bertiga, kali ini mereka melihat di depannya ada tumbuh-tumbuhan sangat tinggi. Agak takut juga Wawan melintasi jalan itu, takutnya ada Ular atau hewan-hewan berbahaya yang dapat mengancam mereka. Saat itu juga Wawan teringat omongan keluarganya, pokoknya kalau di Gunung Sunda kamu jangan masuk ke daerah yang namanya batu Lawang, karena niscaya kamu tidak akan balik lagi dengan selamat.
Dengan kondisi yang mulai down, mereka melanjutkan pencarian jalan keluar, yang pada akhirnya mereka mendengar ada suara air yang ternyata ada sungai. Disitu mereka istirahat sambil minum. Lagi-lagi Wawan kembali melihat ada cakaran di batu sungai itu. Yang dia duga ini jangan-jangan ada macan kumbang di daerah tersebut.
Mereka melanjutkan perjalanan dengan menelusuri sungai karena hari sudah mulai sore dan mereka kembali kecewa karena ketika mereka lihat jalan itu, lagi-lagi buntu dan bawahnya itu adalah jurang yang sangat dalam. Mereka masih mencoba cari-cari jalan lain, berfikir kalau balik lagi ke awal tidak mungkin karena sudah terlalu jauh, akhirnya mereka memutuskan untuk turun menelusuri sungai.
Karena sudah tidak ketemu jalan lagi dan hari sudah gelap, mereka memutuskan untuk bermalam disana. Pada saat malam Wawan yang tidak dapat tertidur lelap mendengar seperti ada suara tawa melengking. Disitu dia kebangun tetapi Wawan tidak takut, karena dia lebih mikir bagaimana caranya selamat dari tempat ini. Wawan yang kalut memutuskan untuk melanjutkan tidurnya. Wawan pun kembali bermimpi didatangi seorang kakek-kakek yang ngasi tau nanti kalau pengen selamat maka harus naik aja ke atas, disitulah jalan keluarnya. Lucunya ketika mereka terbangun saat subuh, ternyata mereka bertiga bermimpi yang sama tentang kedatangan kakek tersebut, yang menunjukkan kalau mau selamat naik kembali ke atas.
Saat baru terbangun, Wawan iseng-iseng buka handphone dan ternyata ada sinyal. Akhirnya Wawan ngechat keluarganya memberitahukan kalau mereka sedang tersesat. Dari chat tersebutlah akhirnya tim penyelamat dapat menemukan Wawan dan 2 temannya.
Pesan dari pengalaman cerita Wawan ini, jangan pernah sesumbar ketika kalian lagi dimanapun, walaupun itu bukan faktor utama dari penyebab kejadian buruk yang akan menimpa kalian.
BACA JUGA:Makan di Warung Ghaib Alas Roban, Cerita Bian Saat Pulang Mudik
BACA JUGA:Wisata Lawang Sewu dan Cerita Mistis yang Menghantuinya
BACA JUGA:Cerita Orang Pendek Kaki Terbalik di Jambi, Sempat Jadi Perburuan Pada Tahun 1900an
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: