Dengan suara dengung yang semakin kencang dan kegelapan yang semakin mendekat, keluarga itu kembali ke sekolah PBB, tempat mereka tidur bersama ribuan orang lainnya.
"Kami tidak memiliki pakaian musim dingin untuk anak-anak dan setiap malam sekarang, suhu udara sedikit lebih dingin dari malam sebelumnya," kata Amal.
"Anak-anak tidak banyak tidur dan jika mereka bisa tidur, mereka terbangun di malam hari sambil berteriak-teriak," tambah kakak iparnya, Nesrin.
"Jadi saya menghabiskan malam untuk menunggu matahari terbit, sehingga saya bisa kembali ke rumah."