Dibawah Tekanan Amerika, Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh Mengundurkan Diri

Dibawah Tekanan Amerika, Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh Mengundurkan Diri

Shtayyeh berbicara pada Konferensi Keamanan Munich ke-60 di Munich, Jerman awal bulan ini (Anna Szilagyi/EPA)--

GAZA – Secara tiba-tiba, Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengundurkan diri dari jabatannya. Surat pengunduran dirinya bahkan telah diserahkan ke Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas, pada Senin (26/2/2024).

Keputusan Shtayyeh mundur dari pemerintahanini terjadi saat Palestina sedang dibawah tekanan AS yang mendesak adanya evaluasi terhadap struktur politik Otoritas Palestina. Desakan adanya evaluasi struktur tersebut mencuat dalam upaya penyusunan pemerintahan negara Palestina setelah perang Gaza.

Tidak hanya menyerahkan surat pengunduran diri, Mohammad Shtayyeh bahkan juga telah membuat mengumumkan pengunduran dirinya kepada sejumlah media. Shtayyeh beralasan, alasan pengunduran dirinya karena tidak berhasil meredakan ketegangan di Gaza dan Tepi Barat. 

BACA JUGA:Mulai Dari Paus Sampai UNGA Desak Genjatan Senjata di Gaza, Kekejaman Israel Tetap Saja Berlanjut

"Keputusan untuk mengundurkan diri diambil karena eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Tepi Barat dan Yerusalem serta perang, genosida, dan kelaparan di Jalur Gaza," ujar Shtayyeh, seperti yang dikutip dari Aljazeera. 

"Saya melihat bahwa tahap selanjutnya dan tantangannya membutuhkan pengaturan pemerintahan dan politik baru yang memperhitungkan realitas baru di Gaza dan perlunya konsensus Palestina-Palestina yang didasarkan pada persatuan Palestina dan perpanjangan kesatuan otoritas atas tanah Palestina," tambahnya.

Sementara itu, Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas pun juga telah menerima pengunduran diri Shtayyeh dan memintanya untuk tetap menjabat sebagai caretaker sampai pengganti permanen ditunjuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: aljazeera