Bertahan di Tengah Banjir, Warga Seponjen Dirikan ‘Amben-Amben’ di Dalam Rumah Yang Digenangi Banjir
Bertahan di Tengah Banjir, Warga Seponjen Dirikan ‘Amben-Amben’ di Dalam Rumah Yang Digenangi Banjir-Yasri Nurhadi-JambiTV
Jambitv.co, MuaroJambi - Meski sudah hampir 1 bulan lebih dilanda banjir akibat luapan air sungai batanghari, namun warga nekat masih bertahan di rumah masing-masing. Di tengah kepungan air, warga mendirikan amben-amben atau panggung dari kayu di dalam rumahnya.
Tobroni salah satu warga di Desa Seponjen, Kecamatan Kumpeh Ilir, Kabupaten Muaro Jambi, memilih bertahan di rumahnya meski telah digenangi banjir. Meski tergenang air, namun tidak membuat Tobroni bersama keluarga untuk pindah meninggalkan rumahnya, atau pergi ketempat pengungsian yang tidak terkena banjir.
BACA JUGA:Jalan Masih Terendam Banjir dan Berlumpur, Pengendara Terpaksa Sewa Perahu
Saat rumah sudah tergenang air, Tobroni mendirikan panggung di dalam rumah untuk dijadikan tempat tidur untuk semua anggota keluarga. Panggung dengan ketinggian lebih kurang 1 meter tersebut, terbuat dari kayu yang beralasan papan seadanya. Bertahan diatas panggung sudah dilalui Tobroni selama 1 bulan lebih, mereka tetap merasa nyaman meski beraktivitas digenangan air.
BACA JUGA:Dampak Bencana Banjir, 1 Rumah Warga di Desa Seponjen Hanyut Terbawa Arus Sungai
“Banjirnya itu sudah sampai 2 bulan lebih, tapi kalau membuat amben-amben ini itu sudah 1,5 bulan. Kita bertahan di rumah karena kita takut meninggalkan rumah. Kalau banjir ini bukan kita suudzon sama orang-orang. Tapi kita sering kejadian apabila rumah kita tinggal, ada orang masuk itu yang kita khawatirkan. Itu alasan kita, maka kita tidak meninggalkan rumah,” kata Tobroni.
BACA JUGA:Sungai Batanghari Kembali Meluap, Rumah Warga di Maro Sebo Ulu Banjir Lagi
Hal senada juga disampaikan Amri. Dirinya mengaku ada rasa khawatir bertahan ditengah gepungan banjir, terutama angin kencang dan serangan hewan buas seperti ular dan lainnya. Akibat bencana banjir yang hampir 2 bulan terjadi, membuat ekonomi dan aktivitas sehari-hari warga terganggu.
“Dampaknya yang saya rasakan lumpuhnya aktivitas kerja. Kalau dulu kan aktivitas kerja lancar, kalau sekarang lumpuh total. Kalau untuk kebutuhan sehari-hari makan minum terhambat,” tambah Amri.
Tidak hanya itu, lamanya bencana banjir yang menerjang desa setempat, membuat tidak sedikit warga yang terserang penyakit gatal-gatal dibagian telapak kaki, karena terserang kuman air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: