Ngamuk Istri Tidak Dapat Suara, Masa Dari PKN Hajar Pak RT dan Anggota KPPS TPS 23 di Jelutung

Ngamuk Istri Tidak Dapat Suara, Masa Dari PKN Hajar Pak RT dan Anggota KPPS TPS 23 di Jelutung

Ngamuk Istri Tidak Dapat Suara, Masa Dari PKN Hajar Pak RT dan Anggota KPPS TPS 23 di Jelutung-Rudiansyah-JambiTV

Jambitv.co, KotaJambi – Insiden keributan terjadi di TPS 23 kelurahan Payo Lebar, Kecamatan Jelutung Kota Jambi. Pada saat proses penghitungan suara yang berlangsung sampai setengah 12 Rabu malam 14 Februari 2024. Tiba-tiba datang sekelompok masa yang mengaku dari Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Provinsi Jambi dan menyerang anggota KPPS dan juga Ketua RT setempat.

Peristiwa keributan ini diduga kuat akibat seorang suami yang mengaku sebagai Ketua PKN Jambi tidak terima karena istrinya yang jadi Caleg tidak mendapatkan suara di TPS tersebut. Anggota KPPS Hariyanto yang mengalami patah tangan menceritakan kronologis kekerasan yang dialaminya.

Pada saat selesai penghitungan suara untuk DPD RI, datang 6 sampai dengan 8 orang yang mengaku dari PKN tidak terima karena tidak ada suara untuk Partai dan Calegnya. Pada saat terjadi keributan itu, tiba-tiba ada yang memukul sehingga Hariyanto menangkis dengan tangan. Namun tanpa sadar, tangan Hariyanto patah tanpa tahu siapa yang memukul dan pakai apa pelaku memukul.

BACA JUGA:Ini Penyebab Kericuhan Saat Pemilihan di TPS 16 Kelurahan Sarolangun Kembang, 35 Pemilih DPK Kehabisan Waktu


Hariyanto, Anggota KPPS TPS 23 Jelutung yang Patah Tangan Saat Diserang--

“Kejadiannya itu ketika penghitungan DPD sebelum penghitungan Pilpres. Kami lagi hitung dia datang bilang suara dia tidak ada, sebetulnya ada. Sebetulnya bukan mukul, pas ada keributan itu kami melerai, jangan sampai terjadi di dalam TPS. Mungkin karena ada benda tepukul karena kami nahan. Sekitar 6 sampai 8 orang yang datang, dia tidak terima karena suaranya tidak ada. Dari Partai PKN. Yang mukul itu suami Caleg, semuanya ngikut (mukul) situlah saat kejadian,” pengakuan dari Hariyanto.

Atas kejadian ini, Hariyanto mengaku telah melapor ke Polisi untuk diproses secara hukum.

“Kejadiannya jam setengah 12 malam. Itu posisinya penghitungan tinggal 1 kotak lagi untuk suara Presiden. Sudah kita laporkan ke pihak Kepolisian. Saya kurang tahu dipukul pakai apa, karena pas kejadian itu ramai,” tambah Hariyanto.

Tidak hanya anggota KPPS yang menjadi korban kekerasan ini, bahkan Ketua RT 31 setempat juga menjadi korban pemukulan. Ketua RT tersebut bernama Parcoyo yang kaget saat bangun tidur di datangi sekelompok orang yang mengaku dari PKN.

BACA JUGA:Unik, Anggota KPPS Di Sarolangun Gunakan Baju Pengantin Pada Pemilu Serentak 2024


Parcoyo Ketua RT 31 yang Mengalami Luka di Kepala setelah Dipukul Masa dari PKN--

“Waktu itu saya sudah tidur jam setengah 10 di atas, terus sekitar jam 11.45 malam ada yang nelpon saya tidak dengar. Kemudian ada yang naik membangunkan saya, jadi saya turun sudah ramai. Menurut orang-orang ini sudah beribut dengan anggota KPPS, saya kan bukan anggota KPPS tetapi saya Ketua RT. Saya turun kemudian ditemui oleh Ketua PKN Provinsi Jambi siapa namanya itu. Dengan sinis dia mendekati saya dan memperkenalkan diri dia itu Ketua PKN Provinsi. Terus dia bilang ‘bapak Parcoyo kan ketua forum RT’ saya jawab ‘iya ada apa bang, kok tampaknyo dak sehat’. Terus tiba-tiba ada yang menghantam kepala saya langsur mengalir darah dari kepala saya. Yang mukul mungkin anggota dia, entah pakai kursi entah pakai apa karena saya dak sadar,” beber Parcoyo.

Parcoyo mengaku bingung kenapa ada keributan tersebut, karena pelaku tiba-tiba saja mendatanginya dan sempat menuding bahwa dirinya bermain dalam pemilihan. Namun Parcoyo membantah adanya tudingan bahwa dirinya telah menerima uang dari kelompok para pelaku. 

“Dia (ketua PKN) itu sambil nyalami saya sambil nunjuk-nunjuk. Bukan dia yang mukul pak tapi yang lain, dia ada ngomong pak RT ini ada main, itulah kalau dak salah yang saya ingat itu. Saya juga tidak tahu apa maksudnya. Dak ado pak dio ngasi duit pak, memang ado malam Minggu itu mertuonyo pak RT 25 ado datang habis magrib ke rumah. Intinyo dio minta tolong untuk suaro, saya bilang dak biso karena masing-masing punya pilihan. Tidak ada pak dia ngasi duit pak, cuman kayaknya dia kecewa. Istrinya Caleg Dapil sini. Kata dia istrinya tidak dapat sama sekali suara, tetapi kata KPPS istrinya dapat 3 suara,” jelas Parcoyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jambitv.disway.id