Ini Penyebab Berat Badan Fajri Mencapai 300KG, Ada Istilah ‘Tirah Baring’ yang Membuat Warganet Tercengang

Ini Penyebab Berat Badan Fajri Mencapai 300KG, Ada Istilah ‘Tirah Baring’ yang Membuat Warganet Tercengang

Jambitv.co, Jakarta - Tirah Baring di sinyalir yang jadi penyebab berat badan Fajri mencapai 300kg. Tirah baring menjadi bahan pembicaraan masyarakat dan warganet setelah kasus Muhammad Fajri yang mengaku berat badannya terus bertambah sejak melakukannya. Tak tanggung-tanggung, Muhammad Fajri saat di evakuasi memiliki bobot yang mencapai lebih kurang 300 kg. Tirah baring di sebut juga dengan bed rest atau bentuk perawatan yang menganjurkan pasien untuk beristirahat di tempat tidur dan membatasi aktivitas sehari-hari. Perawatan tirah baring sering di anjurkan untuk pasien yang tidak mampu melakukan mobilisasi atau berada dalam kondisi yang tidak baik secara medis. Praktek tirah baring sendiri bukanlah hal yang baru, bahkan perawatan tirah baring ini juga telah di lakukan sebagai salah satu cara pemulihan dari penyakit sejak abad ke-19 dengan istilah rest cure. Perawatan di laksanakan berlandaskan kepercayaan bahwa tidur atau beristirahat dapat mengurangi rasa sakit. Selain mengatasi penyakit fisik, pemulihan dengan cara tirah baring juga di terapkan pada pasien penyakit jiwa guna menenangkan diri dan membatasi interaksi dengan dunia luar.

Tirah baring sendiri terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:

  1. Tirah baring bebas terbatas atau parsial (modified bed rest)

Pada tirah baring parsial, pasien bisa melakukan aktivitas sehari-hari di luar kasur seperti makan, mandi, menonton televisi, duduk bersantai, atau bekerja di meja. Hanya saja kegiatan tersebut lebih terbatas dan harus kembali beristirahat di tempat tidur seusai aktivitas. Pasien tidak di perbolehkan untuk melakukan aktivitas fisik tingkat sedang hingga berat seperti memasak, membersihkan rumah, atau mengangkat beban.
  1. Tirah baring ketat (strict bed rest)

Bentuk tirah baring ini mengharuskan pasien untuk berbaring di tempat tidur atau di sofa lebih dari setengah hari. Pasien hanya bisa bangun untuk menggunakan kamar mandi dan aktivitas lain seperti makan dilakukan di tempat tidur. Bergantung pada kondisi yang di miliki, dokter mungkin masih memperbolehkan pasien berpindah tempat beberapa kali dalam sehari. Adapun aktivitas seperti naik turun tangga perlu dibatasi dan dibantu orang lain.
  1. Tirah baring total (hospital/complete bed rest)

Tirah baring total adalah cara pemulihan yang paling ketat. Dalam perawatan ini pasien harus menjalani rawat inap di rumah sakit agar dokter lebih mudah memantau kondisinya. Seluruh aktivitas akan dilakukan di atas tempat tidur, termasuk urusan buang air. Ketiga istilah tirah baring di atas memiliki banyak versi dan dalam pelaksanaannya,  di sarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang merawat. Adapun pasien yang membutuhkan perawatan tirah baring adalah pasien yang mengalami penyakit nyeri akut pada punggung bawah, peradangan sendi, atau sedang berada pada masa kehamilan. Pada pasien yang mengalami nyeri dan radang sendi, perawatan ini di harapkan dapat mengurangi peradangan dan rasa nyeri. Serta meningkatkan resolusi nyeri yang lebih cepat, sehingga, pasien bisa kembali ke aktivitas normal. Sedangkan, tirah baring untuk ibu hamil akan di anjurkan bila terdapat kondisi yang mungkin dapat menimbulkan masalah pada ibu dan bayi. Akan tetapi tirah baring juga mempunyai dampak pada kondisi tubuh, hal tersebut karena pada dasarnya tubuh kita di rancang untuk bergerak. Aktivitas fisik yang baik akan membuat tubuh kita berfungsi secara maksimal. Dengan kondisi tirah baring lama akan menyebabkan tubuh mengalami berbagai penurunan fungsi secara sistematis yang di sebut dengan dekondisi. Mulai 24-48 jam, tubuh akan mulai melakukan adaptasi perlahan dan menurunkan berbagai aktivitas. Mulai dari sistem kardiovaskular sampai pada sistem lain, seperti sistem pernapasan, sistem hormonal dan sampai sistem muskuloskeletal.

Dampak Tirah Baring Pada Otot dan Sendi

Perlu di ketahui, otot adalah satu jaringan yang cukup besar dan mewakili sekitar 45 persen dari total berat tubuh. Sistem muskuloskeletal yang terdiri dari otot, sendi dan tulang akan berkerja sama dengan saraf untuk menghasilkan pergerakan yang berfungsi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kerusakan pada salah satu dari sistem muskuloskeletal akan mengakibatkan peningkatan risiko cedera. Kekuatan otot di atur dan di pertahankan oleh frekuensi tegangan maksimum kontraksi otot. Tirah baring akan meniadakan kontraksi otot. Sehingga sangat berpengaruh pada menurunnya kekuatan dan hilangnya sel otot diperkirakan sebesar 10-15 persen per minggu atau 5,5 persen setiap harinya. Bahkan tirah baring dengan imobilisasi selama 3-5 minggu cukup dapat menghilangkan kekuatan otot sampai setengah dari normal. Selain itu, otot juga akan memendek dan atrofi (massa otot berkurang) jika di pertahankan pada posisi tersebut. Otot-otot anti gravitasi adalah sekelompok otot yang bekerja dengan melawan gaya gravitasi untuk mempertahankan posisi tubuh dan postur. Sekelompok otot ini akan kehilangan protein kontraktil termasuk kolagen apabila tidak di gunakan. Contohnya otot leher, otot perut, otot paha dan otot pantat. Otot inilah yang paling terkena dampak dari tirah baring. Tendon, ligamen dan sendi artikular membutuhkan pergerakan untuk tetap dapat mempertahankan kelenturannya. Tirah baring yang lama dapat menyebabkan struktur ini menjadi kontraktur (pemendekan permanen). Saat pergerakan terbatas, aktivitas metabolisme sendi mengalami perubahan kemudian terjadi pemadatan kolagen dan pemendekan serat.  Hasilnya fleksibilitas sendi akan menurun. Sumber : Disway.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: