Jambitv.co - Orang tua Airul Harahap (13) korban pembunuhan yang terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Mujawwidin di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi melaporkan Wali Kamar dan Pimpinan Ponpes ke Polda Jambi.
Didampingi kuasa Hukum Hotman 911, Salim Harahap berharap kasus yang menimpah anaknya tidak terulang kembali dan tidak ada korban jiwa lagi di ponpes Tebo maupun ponpes lainnya.
"Peristiwa tersebut untuk menjadi pelajaran di sekolah-sekolah lainya, walaupun anak kami menjadi korban," katanya.
Sementara itu, tim kuasa hukum Hotman 911 Orde Prianata menuturkan kedatangan mereka ke Polda Jambi pada hari ini untuk melaporkan pimpinan Ponpes atas nama Ahmad Karimudin dan Wali Kamar Rismunandar yang dimana duga mereka mengetahui peristiwa tersebut namun tidak melaporkan atau berniat untuk menyembunyikan kasus tersebut.
"Saat ini kami melaporkan di Polda Jambi, dua orang. Pertama pimpinan ponpes dan juga satu lagi wali kamar (Airul Harahap, Red), " sebutnya.
Menurut Orde pada saat kematian saudara Airul Harahap (13), wali kamar yang pada saat itu mengetahui dan membawa ananda Airul Harahap (13) ke klinik , lalu sesampai di klinik selanjutnya pihak klinik menyampaikan suadara Airul Harahap (13) meninggal sebelum sampai di klinik.
"Jadi inisiatif la bapak wali kamar ini, menanyakan kepada pihak Ponpes. Karena pada saat ini posisi ananda Airul Harahap ini memang sudah ada luka lebam dan segala macam. Dan hal itu disampaikan kepada pihak ponpes. Jawabannya adalah jangan disampaikan kepada pihak keluarga karena ini adalah masalah besar, silahkan bawa ke Ponpes biar kita mandikan, kita sholatin dan baru kita kirim kerumah duka," jelasnya.
"Jadi disitu sudah, keliatan niat untuk menutupi proses penyidikan, seakan-akan mereka membuat pengadilan sendiri disana," ucapnya.
Kata Orde memang ada beberapa informasi yang didapat pihaknya, bahwa di ponpes tersebut sikap senioritas tidak terkontrol lagi disana.
"Dan pimpinan pun saya rasa, sudah mengantisipasi itu karena memang senioritas, dipukuli dan segala macam itu menjadi hak yang lumrah, seperti," ungkapnya.
Mereka berharap kepada instansi dan lembaga-lembaga terkait untuk turun dan mengecek satu ponpes dan sekolah lainnya. Untuk melihat kondisi yang sebenarnya sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali.