Jambitv.co, MuaroJambi - Dampak musim kemarau tahun ini, membuat sumur yang menjadi sumber air warga mengering, dan mengalami krisis air bersih. Mengatasi hal tersebut, Dinas PUPR Muaro Jambi mengusulkan anggaran Rp 2,5 milliar untuk pembangunan sumur bor.
Dampak musim kemarau panjang di wilayah Muaro, membuat puluhan desa di mengalami kekeringan. Agar di tahun 2024 mendatang tidak terjadi lagi krisis air bersih dampak kemarau, pemerintah Kabupaten Muaro Jambi melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, mengusulkan pembangunan sumur bor di 21 titik yang tersebar di beberapa kecamatan, diantaranya Jambi Luar Kota, Sekernan,Sungai Gelam dan Mestong.
BACA JUGA:Dampak Kekeringan, 146 Hektar Lahan Padi di Batanghari Gagal Panen
Untuk besaran anggaran pembangunan sumur mencapai Rp 200 juta hingga Rp 250 juta per satu titik sumur, sehingga secara keseluruhan anggaran yang dibutuhkan yakni mencapai Rp 2,5 miliar.
“Pada saat kondisi kekurangan itu sendiri kawan-kawan dari OPD BPBD itu langsung turun ke lapangan, dan kapasitas PU saya telah mengirim semua lokasi yang nanti akan mengusulkan. Dan yang teridentifikasi oleh kami ada 21 titik yang akan kami usulkan untuk mendapat alokasi anggaran untuk sumur bor, diantaranya di kecamatan Mestong, Jaluko dan Sungai Gelam dan beberapa titik di Sungai Bahar. Untuk informasi itu tentunya kami sampaikan sebagai laporan untuk disetujui anggarannya ditahun depan.” Ujar Yultasmi, Kepala Dinas PUPR Muaro Jambi.
BACA JUGA:Wilayah Muaro Jambi Masih Berada Pada Puncak Kemarau
Dengan pembangunan sumur bor terebut, diharapkan krisis air bersih tidak lagi dirasakan masyarakat Muaro Jambi di tahun 2024. Usulan ini sudah dilaporkan kepada PJ Bupati Muaro Jambi untuk disetujui dan dianggarkan di APBD tahun 2024. Program ini juga disampaikan ke Dinas Perkim agar memiliki program yang sama, dan pada rancangan satu desa satu titik sumur di wilayah yang rawan kekeringan.