Kepsek SMAN 2 Batanghari Bantah Siswinya Terlibat Tindakan Perundungan

Kepsek SMAN 2 Batanghari Bantah Siswinya Terlibat Tindakan Perundungan

Kepsek SMAN 2 Batanghari Bantah Siswinya Terlibat Tindakan Perundungan-Pirdana Atrio-Jambitv.disway.id

Jambitv.co, Batanghari - Siswi yang diduga terlibat dalam tindakan bullying atau perundungan, ternyata merupakan pelajar di SMA Negeri 2 Batanghari. Menyikapi kasus ini, Kepala sekolah membantah, jika kejadian tersebut adalah tindakan bullying atau perundungan, sebab kedua siswi itu murni terlibat perkelahian.

Video dugaan kasus bullying atau perundungan yang melibatkan dua orang siswi SMA di Kecamatan Muara Bulian, yang telah beredar luas di media sosial, ternyata merupakan pelajar di SMA Negeri 2 Kabupaten Batanghari. Menanggapi persoalan ini, Kepala Sekolah angkat bicara, dan membantah jika masalah ini adalah tindakan bullying atau perundungan.

BACA JUGA:Di Bully Temannya, Siswi SMA di Muara Tembesi Dilarikan ke Rumah Sakit

Menurut Kepala SMA Negeri 2 Batanghari Musmulyadi, video yang beredar tersebut murni kasus perkelahian. Dimana persoalan ini dipicu karena dua orang siswinya tersebut terlibat selisih paham, hingga terjadi tindakan kekerasan tersebut.

“Baik saya jelaskan, kalau perundungan saya garis bawahi itu menurut kami bukan perundungan, karna anak itu ribut memang terjadi antara satu dengan yang lainnya, dua orang siswa yang berselisih paham sehingga terjadi hal itu. Dan saya pastikan itu bukan perundungan. Pihak sekolah menyikapi karna kejadian itu di sore hari pada hari Sabtu tanggal 28 Oktober 2023, maka pihak sekolah itu belum bisa melakukan tindakan. Kami juga  memanggil kedua anak yang terlibat perkelahian bersama orang tuanya di hari Senin tanggal 30, ya tanggal 30,” ucap Musmulyadi, Kepala SMA Negeri 2 Batanghari.

BACA JUGA:48 Kasus Kekerasan Terjadi di Batanghari, Terbanyak Pada Anak-Anak

Musmulyadi juga menegaskan, pihaknya juga telah melakukan tindakan atas kasus ini, meski terjadi diluar sekolah. Pihaknya juga telah berupaya memanggil orang tua dari kedua siswi tersebut pada senin 30 Oktober 2023, untuk dilakukan mediasi. Hanya saja, pihak keluarga korban tidak hadir memenuhi panggilan itu.

Sementara korban berinisial “NT”, diketahui tidak masuk sekolah pasca kejadian tersebut. Sebab korban diduga mengalami trauma lantaran takut bertemu dengan terduga pelaku jika masuk ke sekolah. Sehingga atas kasus ini, pihak keluarga korban telah melapor ke Kepolisian Resor Batanghari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: