KOTAJAMBI, JAMBITV.CO - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jambi nomor urut 2, Al Haris dan Abdullah Sani, memperoleh elektabilitas tertinggi menjelang masa tenang Pilgub Jambi 2024.
Menurut survei terbaru yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, pasangan ini meraih dukungan sebesar 57,2%, unggul jauh dibandingkan pasangan nomor urut 1, Romi Hariyanto dan Sudirman, yang hanya memperoleh 26,7%. Namun, keberadaan swing voter sebesar 16,1% masih menjadi faktor penentu yang dapat mengubah dinamika persaingan pada hari pemilihan.
Muhammad Khotib, peneliti senior LSI Network, dalam konferensi pers di Jambi pada Jumat (22/11/2024), menyatakan bahwa hasil survei menunjukkan kuatnya dukungan terhadap pasangan Al Haris – Sani.
BACA JUGA:Hasil Survei PUTIN, Pasangan Maulana-Diza Unggul dalam Elektabilitas Pilwako Jambi 2024
Meski begitu, ia menekankan bahwa kelompok pemilih yang belum menentukan pilihan dan pendukung yang masih ragu-ragu (soft supporters) tetap menjadi elemen kunci yang dapat memengaruhi hasil akhir hingga hari pemungutan suara.
Sebanyak 44,9% pemilih tergolong dalam kategori soft supporters, yakni pemilih yang telah memiliki preferensi tetapi masih mungkin berubah, atau yang belum menetapkan pilihan. Menurut Muhammad Khotib, kelompok ini menjadi segmen strategis yang dapat dimanfaatkan oleh kedua pasangan untuk meningkatkan dukungan menjelang hari pemungutan suara.
“Dalam pengalaman kami, soft supporters selalu menjadi faktor penentu. Pasangan unggul sekalipun harus tetap waspada karena pemilih dalam kategori ini rentan dipengaruhi oleh dinamika politik atau tawaran tertentu di hari-hari terakhir,” jelasnya.
BACA JUGA:Duet Al Haris-Sani Potensial Menang di Pilgub Jambi
Keunggulan pasangan Al Haris dan Sani didukung oleh tingginya jumlah pemilih militan (strong supporters) yang mencapai 37,3%. Sebaliknya, pasangan Romi dan Sudirman hanya mampu menarik 17,8% pemilih militan, menunjukkan perbedaan signifikan dalam basis pendukung inti kedua pasangan tersebut.
“Angka di bawah 20% untuk pemilih militan tentu tidak cukup menguntungkan bagi Romi dan Sudirman. Angka aman biasanya di atas 35%, seperti yang dimiliki Al Haris dan Sani,” kata Khotib.
Menariknya, survei tersebut juga menunjukkan bahwa mayoritas pemilih (56,8%) menganggap praktik politik uang sebagai sesuatu yang wajar. Temuan ini mengindikasikan bahwa intervensi finansial dapat memainkan peran signifikan dalam memengaruhi preferensi, terutama di kalangan pemilih yang belum menetapkan pilihan.
“Sebanyak 31,7% pemilih mengaku baru akan memutuskan pilihan pada hari pencoblosan. Ini memberi ruang bagi kedua pasangan untuk memaksimalkan strategi di detik-detik terakhir,” tambah Khotib.
Tren elektabilitas menunjukkan peningkatan signifikan bagi pasangan Al Haris dan Sani, yang naik dari 44,5% pada Oktober menjadi 57,2% di November.
Sebaliknya, pasangan Romi dan Sudirman mengalami penurunan dari 30,6% menjadi 26,7%. Dukungan terhadap Al Haris dan Sani juga terlihat merata di berbagai segmen demografi, mencakup gender, usia, tingkat pendidikan, profesi, dan wilayah pemilihan.