Jambitv.co, KotaJambi – Beberapa pekan terakhir, publik dihebohkan dengan polemik pembangunan stockpile batu bara PT SAS. Rencana pembangunan stockpile yang berlokasi di kawasan Aur Kenali, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi tersebut mendapat penolakan dari masyarakat setempat.
Merespon polemik yang terjadi, seorang pengamat dari dosen Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) UIN STS Jambi, dr. Andang menilai, pembangunan stockpile tersebut merupakan bagian dari pembangunan jalan khusus batubara. Menurutnya, pembangunan stockpile akan menjadi upaya mengurai masalah angkutan batu bara yang selama ini dikeluhkan.
“Masyarakat harus melihat secara luas bahwa pembangunan tuks dan stockpile barubara adalah bagian dari pembangunan jalan khusus batubara itu sendiri. Kerena tidak akan bisa terwujud pembangunan jalan khususn batubara, tanpa membuat tuks dan stockpile batubara,” ujar dr. Andang.
BACA JUGA:Soal PT SAS, 7 RT Dikabarkan Melunak
Andang juga menjelaskan, tersedianya jalan khusus batubara saat ini menjadi kebutuhan dan keinginan masyarakat Jambi. Hal ini dilatarbelakangi banyaknya masalah yang timbul akibat angkutan batubara di Provinsi Jambi yang masih menggunakan jalan yang sama dengan jalan umum. Dampaknya, terjadi kemacetan, distribusi barang terhambat, tingginya cost perjalanan, serta meningkatnya kecelakaan akibat kemacetan angkutan batubara.
“Jalan khusus batu bara ini kebutuhan kita bersama. Sekarang kita dalam kondisi tidak memiliki jalan khusus batu bara. Masalahnya angkutan batu bara ini sama-sama melewati jalan yang kita lewati. Akibatnya kita mengalami kemacetan,” tambah Andang Fazri.
Sebagai pengamat, doktor Andang Fazri juga menghimbau kepada masyarakat untuk melihat secara lebih luas terkait permasalahan batubara ini. Dirinya juga menilai saat ini Pemprov Jambi sudah melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan membangun jalan khusus batu bara. Masyarakat juga harus memahami bahwa tuks dan stockpile ini merupakan bagian pendukung dari terealisasinya pembuatan jalan khusus batubara.
“Saya melihat pemerintah sudah berusaha, mudah-mudahan pemerintah segera bisa menyelesaikan persoalan ini. Kalau untuk masyarakat, masyarakat juga harus melihat secara luas bahwa pembangunan jalan khusus batubara ini membutuhkan waktu. Mungkin kita bisa mendukung ini, karena jalan batu bara ini mulai dari tambang sampai ke terminal, orang menyebutnya stockpile untuk tempat penampungan batu bara nya, namun kita malah menolak. Jalan batu bara itu harus ada stockpile yang menampung sementara sebelum batu bara itu di kapalkan. Jadi masyarakat memang harus kritis tidak bisa menerima saja, tetapi juga harus bisa melihat bahwa pembangunan stockpile ini juga merupakan kepentingan yang mendesak,” beber Andang Farzi.