“Media kecil pun punya peran besar,” ujar Mukhtadi Putranusa suatu ketika, saat membuka pelatihan jurnalistik di Kabupaten Bungo. Ucapannya itu bukan slogan kosong. Dalam empat tahun terakhir, di bawah kepemimpinannya, Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Jambi telah menjangkau akar rumput, membuka pelatihan hingga ke tingkat kecamatan, dan membawa semangat baru bagi media lokal untuk bangkit dan bertahan.
Membangun Mulai Pinggiran, Dari Organisasi ke Gerakan
SMSI Jambi dikenal aktif turun ke daerah. Bersama timnya, Mukhtadi dan Pengurus lainnya menggagas pelatihan dan bimbingan teknis di berbagai wilayah seperti Merangin, Tebo, Muaro Jambi, dan Kerinci. Di sana, wartawan-wartawan muda dari media kecil mendapat pelatihan tentang etika jurnalistik, teknik penulisan berita, SEO, hingga manajemen media digital.
Tak hanya itu, SMSI Provinsi Jambi juga menggelar program literasi digital ke sekolah dan kampus—mulai dari “Jurnalis Masuk Sekolah” hingga “SMSI Goes to Campus”. Tujuannya sederhana: memperkenalkan cara kerja media, membekali generasi muda dengan pengetahuan untuk memilah informasi, dan menanamkan nilai tanggung jawab dalam bermedia sosial.
“Kami ingin literasi informasi tumbuh sejak dini. Ini salah satu cara paling efektif melawan hoaks,” ungkap Mukhtadi.
Tahun 2024 menjadi tantangan tersendiri bagi SMSI Jambi. Memasuki tahun politik, banyak media tergoda masuk ke pusaran konten partisan. SMSI memilih berdiri di tengah: mengedepankan netralitas, membangun kepercayaan publik, dan menjaga etika pemberitaan.
Deklarasi “Media Siber Netral Pemilu 2024” yang digagas SMSI Jambi menjadi tonggak penting. Bersama KPU dan Bawaslu, mereka aktif memantau pemberitaan politik agar tak memicu perpecahan.
Pengurus SMSI sendiri turun sebagai pembicara dalam berbagai FGD, termasuk bersama Polda dan Pemkot Jambi, membahas pentingnya kebebasan pers yang bertanggung jawab.
Lebih dari itu, SMSI juga mulai menyesuaikan diri dengan realitas baru: digitalisasi total. Pada tahun 2025, SMSI Jambi meluncurkan “SMSI Media Hub”, platform kolaboratif yang memudahkan media anggota saling berbagi berita, data traffic, dan peluang monetisasi konten.
Dari Organisasi ke Gerakan
Di bawah Mukhtadi, SMSI bukan sekadar organisasi, tapi telah menjadi gerakan—gerakan media lokal yang ingin setara, berdaya, dan didengar. Bahkan regenerasi pun mulai dijalankan. Program “SMSI Muda” dibentuk untuk mengakomodasi jurnalis milenial, konten kreator, dan media komunitas yang aktif di platform seperti YouTube dan Instagram.
Program ini bukan hanya menyasar kelompok muda, tapi juga menjadikan mereka mitra strategis dalam menciptakan konten publik yang positif, edukatif, dan inspiratif. Kolaborasi SMSI dengan komunitas pemuda pun melahirkan kampanye bersama seputar literasi digital dan anti-hoaks.
“Media lokal bukan bayangan media besar. Kita punya wajah sendiri, suara sendiri, dan tanggung jawab sendiri kepada publik. Tugas SMSI adalah memastikan wajah itu bersih, suara itu jernih, dan tanggung jawab itu tetap hidup.” Kata Mukhtadi Putranusa.